Tampilkan postingan dengan label a Tought. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label a Tought. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 November 2013

Air Putih





Tidak ada yang muluk dari segelas air putih
Tetapi engkau mempertanyakannya, seperti putri yang minta dibuatkan seribu candi dalam semalam.
-Dee, Curhat buat sahabat-

*********

Hari ini saya mendapatkan sebuah pesan singkat. Dari seorang kawan lama, yang dulu pernah menjadi sahabat karib.
Dia akan menikah. Januari tahun depan. Begitu bunyinya.
Setelah berpacaran tujuh tahun, pernikahan akan digelar.
Saya senang, karena dia senang.
Sang calon suami, tidak begitu saya kenal, hanya tau sepintas lalu.
Lagipula, siapa yang perlu tau, peduli apa tanggapan orang jika sang empunya gelar "istri" sudah bilang cinta.
Cinta yang katanya mampu membangunkan seribu candi dalam semalam.
Cinta yang katanya mampu mengubah rasa kotoran sapi menjadi coklat cadbury.
Benarkah?

Satu ketika, saya juga pernah punya mimpi yang saya lukiskan pada kanvas yang salah.
Saya menjejakkan kaki pada tanah yang belum rata.
Dan kemudian saya terjatuh.
Jatuh yang membuat saya sadar, bahwa mimpi itu salah jika mengorbankan perasaan
Jatuh yang membuat saya sadar, bahwa mimpi itu salah jika tidak ada sukacita
Jatuh yang membuat saya sadar, bahwa selama saya bermimpi, saya telah menutup dunia saya rapat-rapat dan hanya menatap ke sebuah titik yang saya pikir dulunya ingin saya gapai.
Sebegitu fokusnya saya ingin menggapai mimpi itu sehingga pada saat saya sadar, saya menemukan bahwa saya sudah babak belur.
Bahwa mimpi yang tercapai itu tidak imbang dengan apa yang sudah saya lepaskan.

Hari ini, saya berdiri dengan kaki yang lebih mantap.
Dengan mimpi yang tidak lagi muluk-muluk.
Tidak perlu lah seribu candi dalam semalam.
Tak usah mengubah apapun menjadi coklat cadbury isi almond kesukaan saya.
Cukup sebuah cinta yang mengerti bahwa bahagia itu adalah sebuah harga mahal yang belum tentu mampu dibeli semua orang. Tidak dengan dengan kekuasaan, tidak dengan uang, tidak dengan kesombongan.
Bahwa bahagia adalah sebuah rasa yang dibeli dengan ketulusan dan penerimaan, dalam sakit sehat senang dan susah.
Sebuah cinta yang tidak muluk tapi nyata.

Dan pada suatu hari, jika saya sudah menemukannya, maka akan saya belajar menggantungkan lagi. Sebuah mimpi. Yang kali ini akan lebih dewasa. Yang kali ini akan lebih realistis.
Karena akhirnya saya paham, bahwa kebahagiaan saya, adalah tanggung jawab saya. Tidak bergantung kepada siapa-siapa.
Tidak ada yang sanggup memberikannya.
Bahwa kebahagiaan itu dicipta, bukan diminta.
Dan jika bahagia ada, maka disitulah cinta.


*****

"Suatu hari Tha, elo bakalan ketemu orang yang bener-bener jatuh cinta sama elo, jungkir balik. Surga neraka. Langit bumi. Lahir batin".

Yes jo, i will :)






Selasa, 09 November 2010

Standing Tall



Surat terbuka untuk kamu, yang hari ini mengungsi di pondok-pondok terpal. Dengan hujan abu dan angin berdebu yang memutar-mutari tiang pancang tenda yang meneduhi kepalamu.

Surat terbuka untuk kamu, yang hari ini masih diam menunggu makanan sampai ke rumah-rumah singgah, dengan pakaian setengah basah di teras, mencari-cari ibu yang hilang diseret arus air yang datang malam tadi.

Surat terbuka untuk kamu, di barat dan timur, selatan ataupun barat daya, yang merintih meminta air, yang menangis menunggu panas.

Surat terbuka untuk kamu, si hitam, putih, kuning, abu-abu. Si kriwil, lurus, ikal, pendek, gendut, dan jangkung, yang hari ini menumpang di bantal lembap dan keras, di lantai-lantai teras rumah sakit, beringsut-ingsut agar terhindar dari hempasan air hujan yang menitik dari kanopi abu-abu.

Surat terbuka untuk kamu, yang malam ini tidur diatas selembar kardus bekas, di kursi plastik biru panjang, rela menjadi santapan nyamuk malam yang meradang kelaparan, demi seorang bapak yang tinggal ditanah berangin abu, berhutan arang.

Untuk seorang ibu, untuk seorang anak, untuk seorang kakek, untuk seorang ayah, untuk seorang oma, untuk seorang tante, untuk seorang tulang, untuk seorang bude dan untuk seorang mama.
Terima kasih untuk tetap bertahan,
Terima kasih untuk menjadi sosok panutan,
Terima kasih telah mengajarkan untuk tetap berdiri tegar.
Terima kasih untuk sebuah kata : "harus berdiri lagi"




NB : Dituliskan untuk korban gempa dan letusan gunung merapi. Turut berduka untuk keluarga bude yang ditinggalnya pergi. Akan ada seseorang yang selalu merindukan sup jagung bude.


Selasa, 05 Oktober 2010

Catatan Dua Puluh Satu


Suatu kali, saya benar-benar berharap ketika saya membuka mata pagi itu, saya berumur 70.
Mempunyai anak-anak dan cucu, tinggal di pedesaan yang tenang, rumah yang hangat dengan halaman yang luas yang saya tanami banyak bunga matahari dan lily putih.
Saya akan menjahit beberapa taplak meja, dan memanggang beberapa kue, teman minum teh sore. Tidak perlu bekerja, dan membayar uang kuliah.
Tidak perlu setengah mati mengatur keuangan agar cukup untuk membagi uang SPP, listrik yang tertunggak dua bulan, dan adik kelas satu SMP yang merengek minta sepatu sekolahnya di ganti.

Suatu kali, saya pernah berharap, jika malam ini lewat, maka saya bisa kembali ke masa dimana saya berumur 5 tahun. Bahagia hanya dengan bola karet warna pelangi dan kue jahe yang dicelupkan dalam gelas susu. Tidak perlu terbebani dengan perasaan sentimentil khas anak ABG karena naksir dengan kakak kelas bintang basket yang bahkan nama saya pun dia tidak tau.

Suatu kali, ketika saya berumur sebelas, saya benar-benar ingin berumur 20. Maka saya bisa bekerja, punya cukup uang untuk membeli jepit rambut dan cologne wangi seperti punya kakak saya. Oh ya, dan tidak perlu lagi diantar jemput mama. Pada saat itu, saya pasti sudah bisa mengendarai sepeda motor dan mungkin memiliki beberapa teman yang sudah cukup umur untuk memiliki surat ijin mengemudi secara legal.
Dan tidak perlu memusingkan dua halaman pe-er matematika, dan tema lomba pidato saya, dan jerawat yang mulai muncul, dan menstruasi yang belum lancar.

Hari ini saya berumur dua satu, dan saya tidak lagi ingin berumur tujuh puluh atau lima tahun atau bahkan sebelas.

Karena, hari ini saya berumur dua puluh satu, dan masih tetap diantar jemput oleh mama saya, karena hari ini kami hanya memiliki satu sepeda motor, dan dari itu, saya belajar mengasihi.
Karena, hari ini saya berumur dua puluh satu, saya masih mati-matian mengatur keuangan saya, untuk membayar tagihan-tagihan, uang kuliah, dan sepatu sekolah baru, dan dari itu, saya belajar berbagi.
Karena hari ini saya berumur dua puluh satu, dan masih memusingkan skripsi dan kertas-kertas kerja, dan dari itu saya belajar mengurai masalah satu per satu.
Karena hari ini saya berumur dua puluh satu, masih berjerawat satu dua dan dari itu saya belajar bersyukur karena saya sehat.
Karena hari ini saya berumur dua puluh satu, dan masih belum mengerti tentang pacar saya yang akhir-akhir ini suka sok jual mahal males neponin saya, dan dia yang jarang datang, dan hubungan kami yang sedang berjalan, dan dari semua itu, saya belajar menghargai orang lain.

Hari ini saya berumur dua puluh satu, dan saya tidak lagi ingin berumur tujuh puluh atau lima tahun atau bahkan sebelas, karena hari ini, saya sedang belajar untuk menjadi dewasa.






Cheers,


Senin, 09 Agustus 2010

Why Simson Loves Delilah ?



"Tapi dia udah punya pacar tha...hapenya isi foto cewenya semuaaaaaa..."
"Ya udah, lo jangan mau donk kalo gitu. Cari cowo lain yang available and adorable lain kayak ga bisa aja sik"
"Tapi gw maunya sama diaaaaaa...hiks hiks *ngisak-ngisak kuntilanak mode on*
Gw terjungkal kebelakang!

----

Orang jatuh cinta emang paling ngga bisa di omongin. Ya kan ?
Pernah jatuh cinta? Dengan orang yang salah? Pada waktu yang salah? Seperti Samson yang jatuh cinta pada Delilah? Atau dalam konteks nyata, ya seperti teman saya yang satu ini : jatuh cinta sama pacar orang. Haissshhh (--")
Kita sebut saja X. X masuk dalam kategori cewe populer-manis-cantik-otak-brillian. Berhasil mengencani cowo terkeren sekampus dan punya pekerjaan oke. Gaya oke. Muka oke. Rambut oke. Gigi oke. Pokoknya secara fisik X ini ngga akan masuk kategori "mati termehek-mehek karena pria".
Tapi..... sayangnya, X setahun belakangan ini, kata orang jawa unfortunately falling in lop sama Y. Ironisnya lagi, Y yang notabene pacar orang.

Mengapa orang jatuh cinta pada orang yang salah?
Mengapa kita tidak bisa menentukan kepada siapa kita seharusnya jatuh cinta?
Mengapa X harus jatuh cinta kepada Y ? bukannya kepada Z yang jelas-jelas naksir berat dengannya di kantor?
Dan mengapa Y malah mencintai pacarnya yang biasa? bukannya X yang cakep dan bergaya ala model-model ibukota?

Berapa kali kamu jatuh cinta ?
Berapa kali kamu akan jatuh untuk orang yang salah sampai akhirnya kamu bisa mencintai orang yang benar?
Akankah nanti kita menikah dengan orang yang benar?
Atau kita akan benar-benar menikahi orang yang salah hanya karena egoisme dalam diri kita menjerit-jerit mengatakan  hal itu benar?

Dan sekeras apapun saya berpikir, saya masih belum bisa menemukan jawabannya.
Setidaknya, tidak sekarang.
Seperti lyric sebait lagu yang akhir-akhir ini sering saya putar setiap pagi :

only heaven knows




Love,

Kamis, 05 Agustus 2010

Saya Percaya...



Ketika kamu mendorong dirimu terlalu keras, hanya akan menambah masalahmu, dan bukan menyelesaikannya.
Bahwa pepatah "masuk telinga kanan keluar telinga kiri" itu dibuat untuk tujuan yang baik *curcol.com* (life is better when you decide you don't care, do you? *wink)
Makan berbatang-batang coklat selama hampir seminggu tidak akan membuatmu gemuk.
Si mamah akan teteup datang njemput saya meskipun lewat dua jam saya sms minta dijemput.
Seperti yang sudah dituliskan beribu-ribu orang, bahwa selalu akan ada pelangi selepas hujan turun. Seperti saya percaya bahwa....
Selalu ada hal baik dari setiap butir air mata yang di teteskan.
Jika si pemain sinetron kantoran bisa ngejutekin saya, saya juga lebih bisa *tutup jendela mobil, pasang kacamata item gaya ala artis-artis hollywood*
Kerjaan saya ndak bisa kelar-kelar kalo saya ngeblog mulu, seperti halnya saya percaya...
Saya juga ngga bakalan bisa kerja saking pengennya ngeblog.

Nite all,


Selasa, 06 Juli 2010

Peti Mati dan Ukiran Berwarna Emas


Tha, neneknya Kak Agus meninggal tadi pagi, katanya sih jatuh dari tangga. Kita ngelayat besok malam ya..
From : Vita
Received : 17-Jun-2010 09:48

-----

Saya ini kecil. Tingginya 160 cm, beratnya hanya 45 kilogram, banyak yang bilang jika di telepon suara saya hanya seperti anak ABG yang berumur tak lebih dari dua belas tahun. Dan ketika dulu saya mengambil pelayanan penghiburan di gereja, banyak yang meragukannya.
FYI pelayanan penghiburan di gereja saya bukanlah tentang bermain gitar klasik ataupun keyboard, bukan pula menjadi singer yang berpakaian rapi di mimbar. Seksi penghiburan lebih bertugas memesan karangan bunga, menenangkan keluarga yang menangis-nangis histeris, menghadiri upacara pemakaman dan membeli minyak urapan untuk jenazah. Singkat kata, kami mengurusi upacara kematian.

Saya terbiasa di telpon dan mendengar kabar buruk, terbiasa bolak balik membeli minyak yang akan diurapkan pada jenazah, tidak takut lagi melihat tubuh manusia yang sudah tak bernafas dengan kulit yang berwarna biru kekuningan, dan pernah beberapa kali mendaki bukit di singkawang untuk memakamkan jemaat.
Dan pada suatu waktu di kebaktian penghiburan, saya bertemu neneknya Kak Agus. Neneknya Kak Agus pendiam, berperawakan kurus tinggi dan suka menggorengkan kami kue talas jika kami bertandang kerumahnya. terakhir saya bertemu dengannya, dia masih duduk di kursi kayunya yang biasa, di depan layar TV, dan mendengarkan kami bernyanyi. Masih sangat sehat, dan saya tidak tau mengapa pagi itu saya menerima sms yang mengatakan bahwa dia sudah pergi.

Saya tidak tau daging itu terbuat dari apa. Ada yang mengatakan terbuat dari debu dan tanah, mungkin juga. Debu yang tidak pasti kapan akan seret tertiup angin. Bisa jadi hari ini, bisa jadi besok, ato lusa, ato 10 tahun lagi?
Yang pasti, saya kembali menyadari satu hal. Alasan saya dulu memilih pelayanan ini, adalah ketika saya sampai pada moment itu, waktu saya berdiri di depan sebuah peti mati dengan ukiran berwarna emas di sisi-sisinya, dengan sebuah pemikiran yang tiba-tiba melintas ; bahwa bukan seberapa lama kau bisa hidup, tapi seberapa penuh hidupmu.
Dan pada itu saya bersyukur, ketika pagi ini membuka mata, masih ada orang-orang yang mencintai saya,bersyukur bahwa saya bisa belajar sehari lebih lama, bersyukur karena hari ini, saya hidup.




Kamis, 03 Juni 2010

Talking About Being A Daddy

photo taken from : here


Lama ngga blogwaking, pagi ini setelah gw memutuskan untuk ngga terlalu memusingkan skripsi gw yang acak kadul ngalor ngidul ndak tentu rudul itu, maka gw memutuskan untuk mempermak kembali blog gw. Coba-coba nyisipin blogroll temen-temen dan terdamparlah gw ke blognya Ko Arman.
Mbaca-baca tentang kuis berhadiah CDnya mbak Donna (Madonna maksud saya), dan akhirnya setelah berpikir kurang dari sedetik, saya mencoba peruntungan di blog tetangga.

Dan mulailah gw berpikir tentang Arman...hmmm...Arrrmann....hmmmmmm...Arrrrrrrrrrrrrrrrrman, dan otak gw nge-blank.
Semenjak yang bisa gw inget (maklum ingetan gw biasanya cuman bertahan 3 detik, nambah dikitlah kalo sama temen 1 detik, totalnya 4 detik) gw nemu blognya Arman dari blognya para Mommies. Lupa dari blognya siapa, yang jelas waktu itu gw nemu di blog list begini nih : blognya mama apa dan anaknya, blognya si anak dan mamanya, ujung-ujungnya gw nemu : Papa Arman dan Andrew.

Papa Arman dan Andrew? PAPA Arman sodara? papa Arman???!!!! Bapak-bapak ngeblog tentang anake? Ih masya oloh, apapula isi blognya. Dalam bayangan gw bapak-bapak yang ngeblog ini mesti isinya tentang kerjaan, permainan politik negara hari-hari ini dan stabilitas ekonomi Indonesia yang masih dibawah rata-rata bercampur baur dengan fase perkembangan anaknya yang lagi tumbuh gigi dan belajar jalan huehehehehe...
Tapi begitu gw klik blognya, muncullah gambar anak cowo, kecil mungil, senyuman polos, dengan deretan gigi susu yang putih bersih, ada lagi sepasang suami istri dengan muka hampir serupa, senyum yang sama, bentuk wajah yang sama.....

Dan sebagian besar postingannya adalah tentang andrew, ci Esther, kehidupan sehari-harinya, cerita-ceritanya di negeri sebelah yang selalu menarik untuk dibaca. Pemilihan katanya unik, lucu dan segar, ngebuat gw suka cekikikan sendiri di kantor kalo ngebaca postingannya ko Arman.
Ngomong bicara punya cakap, akhirnya gw selalu ngikutin postingan-postingan ko Arman, dari cerita jalan-jalan ke Disney Land, Andrew yang nyanyiin lagu happy birthday yang direkam sama papahnya (ada kan yah ko?) ampe surprise valentine's gift buat ci Esther. Dan beberapa cerita tentang ko Arman yang mbawa si Andrew ke kantor.
Ada perasaan tersendiri yang timbul ketika membaca blognya Ko Arman, merasa homey, merasa this is how a family should be dan [tanpa menyinggung sisi melankolis gw yang lagi melonjak tinggi akhir-akhir ini] terkadang gw suka mengharu biru gitu ketika menemui beberapa postingan yang gw rasa so touching.

Gw sering menemui, ato denger curhatan beberapa teman yang ngaku lagi menggebet si A dengan cara ngajakin si A lunch di manaaa gitu, dengan ngasi alasan klise ama istrinya : Lembur. Padahal maybe istrinya sedang nunggu dirumah bersama masakan yang udah terlanjur dingin. Dan gw jarang sekali menemui orang yang dengan bangga dan semangat dua ribu sepuluh nyeritain tentang anaknya nyanyiin lagu happy birthday dengan terbata-bata ato merancang kado valentine buat sang istri, yang membuat gw selalu berpikir mungkin beginilah seharusnya menjadi seorang ayah....


*nyeka mata pake tissue, permisiiiiiiiii sayah mau nelpon bapak sayah dulu, si yu...dadah*

 


Senin, 17 Mei 2010

Pelacur.

Ya, saya tau. Mungkin ada sebagian dari kalian yang membacanya akan mengerutkan kening dan berpikir mengapa saya tidak menggunakan kata yang lebih halus untuk sebuah judul postingan. Mungkin ada juga sebagian yang tersenyum dan berpikir saya adalah seorang remaja labil yang sedang emosi ketika menuliskan postingan ini...
Yah tetapi begitulah mereka memanggilnya ...... : Pelacur!! 
Tidak di perhalus menjadi pramuria, tidak dengan merendahkan suara atau berbisik, melainkan diucapkan dengan suara lantang dan intonasi sinis : Pelacur!!

Kita panggil saja dia Nina. 2 tahun lebih tua dari saya, adalah tetangga saya di tempat tinggal kami yang dulu, daerah yang adem dan menyenangkan dengan sawah yang membingkai, sebelum akhirnya tanah tempat tinggal kami terlibat sengketa dengan sebuah bank dan orang-orang mulai menjual rumahnya dengan harga rendah, ditawarkan kepada para peminum dan penjudi yang akhirnya menjadikan daerah itu kumuh dan area favorit penggerebekan para polisi.
Nina, sejak lulus SMP tidak melanjutkan sekolah lagi, karena keterbatasan biaya, karena abangnya yang penjudi, karena tidak ada satupun keluarganya yang bisa diharapkan, dan banyak lagi karena... karena... lainnya.
Dia menikah diusianya yang masih sangat muda, melahirkan dua orang anak manis yang terlalu cepat dewasa pada umurnya dan bercerai dengan suaminya karena sering dipukuli dan tak rela dimadu. Dan ya, dia memang berprofesi sebagai seorang pelacur.

Nina sering bermain kerumah saya, berbaring-baring di dipan rumah, mencuri jambu biji yang ditanam nenek jika kebetulan nenek saya belum pulang dari berjualan pisang goreng. Dia sering tertawa, bahkan ketika seorang ibu-ibu gendut yang menyeramkan mendatangi rumahnya dan mengancung-ancungkan sapu di depan pintu, Nina hanya cengengesan dan bersembunyi di balik kamarnya. Dia banyak menceritakan hal-hal lucu dan berbicara dengan sangat cepat.

Pernah suatu kali saya bertanya kepadanya mengapa tidak mencari pekerjaan lain yang lebih baik, yang lebih dihormati orang. Dan dia hanya tersenyum getir dan menjawab :

"Pekerjaan baik apa yang bisa di dapatkan orang yang hanya lulusan SMP, yang gajinya cukup untuk menghidupi dua orang lansia yang sudah sakit-sakitan, tiga anak balita yang mesti diberi sekolah dan susu, seorang kakak ipar dan abang yang bahkan suka menjual beras dirumah jika kalah main judi? 
Pekerjaan baik apa yang bisa memberikan uang cukup jika tiba-tiba bapak saya terkena stroke lagi dan dokter di rumah sakit ngga mau bergerak hanya karena aku ndak punya cukup duit buat bayar kamar?
Biar saja ndak di hormati orang, biar saja dikatain orang, mereka yang ngatain aku sekarang juga dulu ndak bantu aku, 
sebelum aku melacur, waktu aku minjam duit buat ongkos rumah sakit bapakku, semua orang ribut bilang ndak ada duit, sekarang waktu aku ndak perlu minjam duit lagi sama mereka, semua orang ribut ngatain kerjaan aku ndak benar."


Sekarang....
Bolehkah menunjukkan kepada saya, mana yang baik? mana yang tidak baik?
Sekarang...
Siapa yang berani mengancungkan tangannya tinggi-tinggi dan berkata bahwa dia adalah orang paling baik, yang melakukan hal-hal benar, yang selalu mengucapkan hal-hal yang tepat?




Kamis, 01 April 2010

Tentang India-Indiaan



There are only two kinds of people in this world. Good people and bad people. Good people who do good deeds, and bad people who do bad deeds. No matter what their religion, there is no other difference.
-My name is khan-
---------

Sebulan yang lalu, tante gw yang paling bontot pulang dari Miri, Malaysia. Entah kesambet setan mana dia sangat menggilai sesuatu yang berbau India (karena seingat gw dulu dia ngga begitu). Dia bahkan hafal setiap lagu yang terputar di film dan menyanyikannya dengan baik ala India (you know what i mean, suara khas wanita India yang melengking itu loh). Bahkan dia juga mengaku sedang menekuni belly dance agar mahir menari seperti Aiswarya Ray. Sumpah.
"India gitu loh ciiiin!!!" kata gw, waktu menangkap basahnya tengah menonton film yang menggaungkan sajak gusye gusye hota he ke itu seluruh ruangan kamar.


Dan kemarin, waktu hujan sedang turun dan gw sedang berkutat dengan tugas kantor yang serasa tiba-tiba "beranak" di akhir bulan, iseng-iseng buka situs 21. Klik folder playing now, dan disitulah terpampang muka gantengnya mas syah. Syahrukh Khan maksud gw, dengan judul film My Name Is Khan. Dan jujur sebelumnya, gw sedikit under estimate dengan film ini, secara judulnya ngga nendang gitu loh.
Nama saya khan? dan dia cowo pula, ya wajar donk yah. Ngga ada special-specialnya, kecuali disitu terpampang muka Syahrukh Khan dengan judul "My Name Is Munaroh" Nah kan penonton masih bisa bertanya-tanya. Ck.

Iseng-iseng lagi gw cari referensi di blog orang-orang dan anehnya film dapet tanggapan yang baik.
Dan akhirnya berbekal nekad, gw matiin komputer, ninggalin kertas-kertas kerja dan pergi ke 21, beli tiket dan duduk manis sendirian di bioskop, dengan harapan gw ngga ngebuang tiket seharga dua puluh ribu perak hanya untuk ngeliat adegan-nari-sambil-muteri-tiang-kemudian-ganti-baju-kilat-ketika-bernyanyi.


Filmnya panjang berdurasi hampir 3 jam, dan film ini bener-bener jauuuuhhh dari prediksi gw tentang film India yang kebanyakan nyanyi dan muter tiang, dan [kalo boleh gw tambahkan] gw juga suka lagunya. Plotnya bagus, jalan ceritanya sangat sangat sangat mengharukan.
Garis besarnya menceritakan tentang masalah perbedaan, perbedaan yang kelihatannya tidak terlalu menjadi masalah di negara super bebas seperti Amerika diangkat dan dipaparkan secara lugas, cerdas dan mampu mengocok emosi penonton (oke, oke gw tau gw sudah mulai terlihat seperti Ira Wibowo yang membawakan resensi-resensi film di tipi ituh).


Perbedaan.
Satu kata itu yang menjadi alasan paling dasar bagi banyak orang untuk berselisih paham, menimbulkan crush dan parahnya = berperang. Ntah itu perbedaan pendapat, pemikiran, jalan hidup, prinsip bahkan agama.
Pemikiran yang terlalu kompleks, pertimbangan yang kelewat matang bahkan hangus, egoisme yang tinggi, dan penempatan penakaran harga diri yang salah kaprah.


Semalam anak tetangga main engklek dirumah ama dede gw. Sampai hampir jam 10, dan gw berbaring di samping mereka sambil membuka novel.
"Putri", panggil gw "Putri pinter berteman yah, sama Novia (adek gw) juga cepat akrab, padahal Novia cepet ngambek loh", ledekku
Yang dipanggil ketawa cekikikan "Temen putri banyak ce, ada Eko, ada Patria, A Ling juga, anak kecil yang rumahnya depan rumah cece tuh" dan disebutkannya nama temannya dari A sampai Z
"Kalo di foto pasti lucu ya put, teman kamu itu, ada yang putih, hitam, matanya sipit, matanya belo"kataku
"Iyaaaaa...lebih aneh lagi si Eko, rambutnya keriting, giginya putih ce...katanya sih dia orang Ambon. Tapi bodo' lah yang penting mereka baik sama Putri, Putri juga baik sama mereka.... bla bla bla bla"



Ah....mudah-mudahan pemikiran seperti ini bisa bertahan dan tetap tinggal sampai dia dewasa nanti.
OK! KERJA!!!!




PS : Uppss..tak lupa mengutip trade mark film itu : My name is tha, and i'm not a terrorist (minus ekspresi autis tentunya yah)




Sabtu, 20 Februari 2010

Cinta Kacang Rebus












Ada yang bilang, mencintai itu sederhana. Sangat sangat sederhana.
Ada lagi yang bilang mencintai itu lebih rumit dari komplikasi penyakit liver, ginjal dan jantung, patah tulang iga plus kantong kempes dijadiin satu.

Saya ingat dulu, satu-satunya anggota keluarga yang paling akrab dengan saya adalah papa. Dulu papa saya adalah seorang supir truk yang muda dan sederhana. Setiap sore sepulang kerja, kadang jika cuaca sedang bagus, dia akan mengajak saya memutari alun-alun kota, berdua, dengan truknya yang berbunyi seperti genset. Dan saya akan pulang dengan menenteng sebuah balon hijau sambil bernyanyi-nyanyi senang. Ya, ironisnya sewaktu kecil saya sangat tergila-gila dengan balon berwarna hijau. Bukan merah mudajelir
Ada suatu hari, waktu kami sedang memutari alun-alun papa membelikan saya sebuah permen raksasa, warnanya merah muda dan langsung hilang ketika sampai di mulut.
"enaaaaaak sekali".
Begitu ceritaku pada mama waktu itu, dan mama sambil tersenyum berkata : "kog ngga dibawa pulang buat mama? gak sayang yah sama mama?"
Dan saya ingat, hari itu saya tertidur dengan hati yang super sedih, hanya karena merasa bersalah dan kasihan tidak membagi permen raksasa itu dengan mama.

Beberapa hari kemudian, ketika kami lagi lagi kembali ke alun-alun, papa membelikan saya kacang rebus seharga lma ratus rupiah, dibungkus kertas koran yang dilipat menyerupai kerucut.
Kaacang rebus itu saya sisakan separuh, saya bawa pulang untuk mama. Papa hanya bisa tertawa
"habiskan saja, lain kali kita belikan buat mama" begitu katanya.
Tapi saya keras kepala. Waktu itu, bagi saya kacang rebus yang sudah tinggal separuh itulah bukti cinta saya untuk mama.
Ya sesederhana itu.


Sekarang, ketika menuliskan ini, saya sudah mengerti. Semakin dewasa seseorang, semakin kompleks peraaan yang dimilikinya dan semakin besar tanggung jawab akan perasaan itu sendiri.
Tadi saya habis bertengkar dengan mama tentang permintaannya, yang tidak dapat saya penuhi? atau saya tidak ingin? dan ketika dia berbalik keluar dari kamar pagi tadi, seiring dengan air mata saya yang terjatuh satu-satu. Saya mengerti bahwa saat ini separuh sisa kacang rebus saja sudah tak cukup.
Ternyata, mencintai tidak sesederhana itu ya jelir


Rabu, 10 Februari 2010

Orang yang Saya Cintai


Orang yang saya cintai nantinya,
mungkin bukan seorang tuan muda kaya raya, mungkin bukan orang yang bisa tiap hari nraktir saya makan pizza. Tapi mungkin seharusnya orang itu mau bekerja keras dan tidak gampang putus asa

Orang yang saya cintai,
adalah orang yang tau bahwa saya adalah orang yang cengeng dan sensitif, dan tidak memaksa saya menjadi seorang yang tegar, karena saya sudah menghabiskan separuh hari saya setiap harinya untuk berpura-pura tertawa dan berkata tidak apa-apa.
yang membiarkan saya menangis sepuasnya karena begitulah cara satu-satunya untuk membuat saya merasa lebih baik dari rasa kesal dan kecewa.

Orang yang saya cintai,
harusnya bisa membuat saya mengalah dengan rela dari sikap egois dan keras kepala saya yang setinggi gunung himalaya, entah bagaimanapun caranya karena saya cinta dia

Orang yang saya cintai ini,
adalah orang yang tau bahwa saya bukanlah sebuah pohon, yang tak punya rasa sakit dan selalu harus tegak berdiri.

Orang yang saya cintai,
adalah dia yang dengan tegas mengatakan saya adalah miliknya, dan tidak ada satu orang pun yang boleh merebutnya

Orang yang saya cintai,
adalah dia yang membuat saya tidak takut mempercayainya, sejauh apapun dia.
[ 52= #a%II8=42 x23II 8,x2%2=9 +2II x,=2?2 8242 92x 32%2# w2x+II x23II 6!-2=9 x23II 8,-!=9xII# senyum ]



Ck..ck..ck.. mungkin tulisan ini adalah akibat dari dua novel cinta yang saya beli beberapa hari lalu. Well siapa suruh gramedia diskon mrgreen

Moral dari tulisan diatas adalah : jangan terlalu banyak membaca novel cinta dan buanglah sampah pada tempatnya.




Kamis, 12 November 2009

Aaaarrrggghhh Shit!

Iseng-iseng tadi pagi gw ngebuka blog gw setelah sekian lama ngga berkunjung dan baru gw nyadar udah 6 hari gw ngga nulis apapun, bahkan ngebales comment juga ngga.
Belakangan gw males banget mau ngelakuin apa-apa, dan udah berulang kali gw pengen nulis dan jreng...jrengg... gw ngga mendapat satupun ide untuk nulis around.

Ada yang bilang menulis yang baik itu adalah menulis apa yang ada dalam hati. Dan apa yang ada dalam hati gw sekarang ini adalah : gw pengen resign.
Gw berasa kantor dimana gw sambangin tiap hari ini udah ngga seru lagi. Belakangan gw merasa terlalu banyak tekanan yang membuat gw ngga lagi enjoy kerja disini.
Atasan gw pada dasarnya orang yang baik, hanya saja pak boss itu sangat mudah dipengaruhi pikirannya, dan ada satu kolega gw yang suka bilang ini itu sama pak boss sehingga pak boss belakangan jadi sangat rese' sama beberapa karyawan disini. Dan gw paling ngga bisa kerja kalo pak boss ngga naruh kepercayaan buat gw, secara gw yang megang duitnye. Sigh. sigh
Bahkan ada satu karyawan disini yang udah ancang-ancang mau resign dan udah interview dengan perusahaan laen.
Masalah yang paling mendasar dari itu adalah gw ngga bisa resign dari sini karena gw punya pinjaman alias hutang dengan angka lumayan disini, dan sepertinya ngga bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Begitu juga dengan pak boss yang ngga mungkin mecat gw (meskipun sikap gw udah uring-uringan gak jelas) karena takut gw ngabur dan ngga bayar utang blogger-emoticon.blogspot.com. Jadi kita sama-sama stuck disini.

Yang kedua adalah adek bungsu gw taun depan bakalan masuk SLTP dan tau donk biaya masuk SLTP itu ngga sedikit belum lagi seragamnya, belum lagi buku-bukunya, belum lagi hil-hil remeh lainnya, dan gw ngerti ngga bisa terlalu ngeberatin si Nie karena incomenya gw jelas-jelas tau lari kemana.

Belum lagi masalah skripsi gw. Semester depan gw bakalan ngambil skripsi, dan hasil dari percakapan ngga jelas dengan dosen PA gw yang agak cakep itu, nyuruh gw jangan maksain kalo ngga bisa buat semester depan. "Kan kamu masih muda, ngga perlu buru-buru lah" gitu katanya.
Dan memang setelah dikalkulasi, ngebuat skripsi ampe jadi sarjana itu kog butuh biaya gedhe yak? sengihnampakgigi
Hal yang paling utama dalam pembuatan skripsi gw adalah komputer jaman Flintstone gw yang udah ngga bisa diajak kompromi lagi dan jalan satu-satunya adalan di bumi hanguskan. Kemaren gw udah coba tanyain ama temen gw harga komputer dan bener-bener ngga ada satupun yang masuk hitungan.
Hal terakhir yang gw lakuin adalah nanyain sama si Papah jalan keluarnya dan solusi paling brilliant yang bisa diberikannya adalah : "ya udah kamu pindah aja kerumah papa, pake komputer papa". adusAaaaaaaaaaaargggghhh shit!


Belakangan gw jadi jarang ngomong, karena gw jadi ngga ngerti apa gw ngedahuluin skripsi, apa SLTP, apa pengen resign (yang terakhir mah kagak mungkin sih, gw mikirnya buat nyenengin ati gw doank blogger-emoticon.blogspot.com) Dan tante gw jadi ribut nanyain gw ada apa? kog diem? kog manyun? kog jelek? dsb,dl,dkk. Yang ngebuat gw jadi lebih sensi.

Ck..ck..ck.. what a life.




Selasa, 20 Oktober 2009

Pada Sebuah Per-empatan


Kamu tau kan perempatan?
Kata orang, hidup adalah selalu tentang sebuah perempatan. Tentang kapan harus terus berjalan, kapan harus berhenti dan kapan harus berbelok. Tapi tak pernah tentang berputar balik.
Dan disinilah aku berada, pada sebuah perempatan jalan.
Menyaksikan dalam diam para manusia yang terlalu sibuk mengambil keputusan, mensyukuri sebuah keputusan, menyesali keputusan bahkan mempertaruhkan sebuah masa depan.
Ya, pada sebuah perempatan.

----

"sudah hampir sore, sini berikan tanganmu, nanti kau terjatuh". Terdengar suara seorang pria, aku menoleh, mencari arah suara.

"Tak perlu" tolak si wanita, "pun sebentar lagi bulan datang, malam tak akan terlalu gelap"

"kau yakin? kerikil-kerikil itu akan tajam menusuk jka nanti kau terjatuh" bujuk si pria

Aku menunduk, menatap wajah wanita tersebut lekat-lekat. Sekilas kulihat dia tersenyum, samar. ragu-ragu. Lalu kemudian ia menggeleng

"Begini saja, kau lihat perempatan disana? Nah aku akan menunggumu disana. Jika nanti kau sampai dan lampunya berubah hijau, maka kita akan berjalan terus. Kugandeng tanganmu hingga ujung jalan ini" usul si pria.

"Dan jika lampunya berubah merah?" tanya wanita itu, masih ragu-ragu.

"kau boleh berbelok, jika kau menginginkannya..."

Kemudian si pria berjalan mendahuluinya.
Aku menemani wanita itu, bersiul-siul riang disampingnya.
Lima menit...
Sepuluh menit...
Dan sampailah kami di perempatan.
Pria itu berdiri disana, dengan sepatu keds berdebu, jeans biru dan oh ya tentu saja selalu ada daun akasia coklat yang gugur di awal oktober,
ku tengadahkan kepala, mecari lampu di sudut perempatan,
sedetik kemudian, kulihat lampu itu berkelip......

----

Ah, Malam sudah terlalu larut. Hanya bulan yang tertinggal separuh, berjingkat-jingkat dengan sepatu hitamnya yang berlumpur karena terhalang awan.
Tidurlah, mungkin besok akan kita temukan lagi kisah, tentang cinta yang tertinggal di sisi jalan...
Selamat malam.

Oh dan ya... lampunya berubah hijau by the way senyum.


xoxo,
si rumput hijau




because if you love someone, set them free.
If they come back to you, they are yours
If they don't, they never were
.....




NB : Begini boleh kan kak? kenyit


Selasa, 21 Juli 2009

The "Ex" Files

He likes blue. Blue for Dean is sky and his sky was me!! Till the time told us the truth. That his sky is not me anymore. I'm just a cloud. And i was feeling so blue at the moment.

-Shit Happens ; 130-


You are not mature enough.
Itulah yang dituliskan seorang temen di YM ketika kami bertengkar jumat lalu. Waktu itu gw cuma bisa senyum-senyum kecut mbaca tulisan yang muncul di layar compie gw. Satu kalimat yang membuat gw flash back ke masa lalu, dimana mantan gw dulu suka mengucapkan kalimat yang sama disaat kita lagi selisih paham jelir.

Sangat susah memikirkan apa yang musti dituliskan tentang si mantan. Suatu ketika waktu gw pajamas party dan bermain "if you" dengan temen-temen maka muncullah pertanyaan ini :

If you have to describe about your ex, what was he ?
dan jawaban gw waktu itu hanyalah : ummm yaaaaahhh baik laaaaah (jawaban yang es te de be ge te menurut mereka sengihnampakgigi) and another question :

Kalo lo diberi kesempatan buat ngomong apaaaa aja ke dia, apa yang bakal lo omongin ?
lalu sambil bercanda gw jawab : i gave you my heart, i gave you my time, i gave you all of my trust and you choose that b*tch ?? gelakguling (satu kalimat yang mambuat kami ngakak ampe di sambit sepatu sama tetangga)

That's it. Gw ngga bisa dengan serius mendeskripsikan mantan gw yang tercintah itu jelir dengan sebuah kalimat.
Beberapa waktu yang lalu si mantan sempet membuat gw gundah gulana karena ngajak gw balikan lagi. He ask me for a second chance dan menjanjikan janji-janji yang enak di dengar. Dan hanya satu kata yang muncul di otak gw waktu itu : KLISE.

Buat gw, sebuah kepercayaan itu mahal harganya, dan ketika elo dengan sengaja melepaskannya, gw ngga pernah berjanji bakalan ngasi yang sama lagi ke elo. Dan ketika gw mengatakan hal ini sama dia, jawabannya adalah : why don't you try? ngga ada salahnya kan nyoba lagi?
Yang dengan mantap gw jawab ngga.

Dan sekarang gw pengen tanya ke elo, itu namanya punya sikap ataukah dinamakan kepala batu? Itu namanya jahat ato tegas?
I said no bukan karena gw menyimpan kesalahannya, karena menurut gw dia baik. Sangat-sangat baik. Hampir mendekati luar biasa baik malah, hanya saja... ntahlah pokoknya ngga bisa gituh.

For me, knowing him is like learning a perfect lesson. Perfect. But not the best one.
Guys i took the right choice, didn't i ? i deserve for the best one, aren't i ?


PS : Hey i don't know neither it's right or wrong to write down about this in my blog, mungkin nanti malah ada yang nambah bilang gw childish nulis kayak beginian di blog. Tapi, menghakimi seseorang juga bukan tindakan yang dewasa kan? and hell yeah, for better or worse THIS IS MY BLOG!! blogger-emoticon.blogspot.com



CIAOOOZZZ ciumciumcium

Sabtu, 13 Juni 2009

Ngomongin Putus Cinta dan Patah Hati

Heuheuheuheu... jangan protes dengan judul diatas, gw sendiri aja mbacanya agak serrr..serrr... gimanaaaaah gitu sengihnampakgigi
Nah tapi berhubung dari kemaren gw digerecoki oleh temen-temen yang curhat soal hal diatas, maka gw tulis aja nih disini.

Sepertinya May ini bulan musim patah hati yah? sengihnampakgigi, dan katanya yang namanya patah hati itu satu paket dengan air mata, tissue dimana-mana, curhat sepanjang malem ditelpon, dan berakhir dengan makan dengan membabi buta.
Dari kemaren gw ngga tau kenapa mereka curhatin masalah ini ama gw, secara gw pacaran baru sekali ini dan putus dengan suksesnyah Februari lalu ihikhik. Tapi kalo gw bisa bantu, kenapa nggacium.

Baru-baru ini gw dan beberapa teman ngomong-ngomong gag penting tentang hati. Katanya kalo cowo itu berlaku pake logika dan cewe itu pake hati, makanya kalo patah hati yagn paling sakit itu cewe, benarkah? karena belakangan ada temen cowo gw yang curhat ampe banjir air mata karena putus dengan cewenya blogger-emoticon.blogspot.com oh maaph teman-teman emoticon yang sungguh tidak berperasaan harusnya gw ganti dengan yang ini blogger-emoticon.blogspot.com. Sebenernya buat gw ngga bisa mengeneralisasikan kayak gitu yah, tiap manusia punya hati, punya perasaan, ada yang kuat dan tegar ada yang lemah dan cengeng. Betul ? *najis banget sih lo Tha*

Dan inilah dia yang gw omongin kepada mereka yang curhat, dan mungkin yang akan membaca blog gw,
1. Cing *bukan. Namanya bukan kucing*, kalo emang orang itu ngga mau ditunggu, yah jangan elo tunggu. Sia-sia atuh... cari lagi yang baru dan tunjukkin buat dia someday elo bisa survive tanpa dia. Kalo yang ini bukan buat elo, percaya someday Tuhan udah nyiapin yang lebih dari dia buat elo

2. Bu... putus gara-gara diselingkuhin playboy itu ngga pernah worth it buat disesalin dan dikabungin lama-lama. Sangat-sangat-sangat-sangat tidak pantas. Trust me. Based on true story ini mah yah gelakguling

3. Dan buat somewhere out there, kalo ngga suka ya ngga suka, yang tegas gitu loh. Jangan pake gak enak, nanti dikira ngasi harapan. Ujung-ujungnya yang terganggu situ toh? Perasaan itu mah ngga bisa dipaksa, ngga bisa dibuat. Iya kan khawand? senyumkenyit


Benar ngga sih gw? ada yang berniat ngasi kritik dan sarankah? kenyit
Dan sudahlah, kita tutup saja posting tidak menyenangkan ini, it's weekend guys.
Jangan lupa ke gereja bagi yang Kristen,jangan lupa makan pizza sepulang gereja, dan jangan lupa nyicipin martabak manis di ujung jalan Kota Baru bagi yang berdomisili di Pontianak, itu bener-bener enak beneuuurr heuheuheu blogger-emoticon.blogspot.com and GBU all



PS : oh gw lupa nanya, ada yang sedang patah hati disini? blogger-emoticon.blogspot.com