Jumat, 28 Januari 2011

Pesawat Kertas



Hari ini hujan turun. Hujan pertama di bulan january, menggantung pada tepi kanopi berenda putih di cafe seberang jalan itu. Sisanya menghempas ke daun jendela, mengukir titik - titik bening itu menjadi sebuah lukisan abstrak tak berwarna.

Dibelakang lukisan abstrak inilah saya duduk sendiri, memandangi kanopi, hujan, dan sebuat pesawat kertas yang tergeletak di atas aspal. Lusuh dan rapuh terendam genangan air dijalanan. Pesawat itu pasti sudah terjatuh dengan keras, dan ditelantarkan oleh pemiliknya dengan seenaknya. Sebelah sayapnya sudah robek, dan badan belakangnya terinjak-injak oleh orang yang berlalu lalang.
Sama halnya dengan seseorang disini. hari ini dia terjatuh dengan keras, terbanting dari mimpi yang dianggapnya bukan maya. Karena ternyata selama ini dia seperti pesawat kertas di jalanan beraspal itu, tidak menemukan tempatnya berpijak setelah terbang terlalu tinggi dan akhirnya hari ini, dia terbanting begitu saja. Jatuh kebawah.

Maka disinilah dia hari ini, sedikit lusuh tentu. Tapi tidak rapuh, dan dia memiliki sayap yang tak pernah robek. Hanya perlu sedikit waktu, untuk duduk ditepi jendela, memandangi hujan yang menggelantun, dan secangkir cokelat mengepul. Dan saya yakin, dia akan baik-baik saja.


 Me,

Rabu, 26 Januari 2011

A Letter To You


 I want to be realistic. Hey, i'm trying
Because i've got the lesson.
When it's not meant to be mine, it will never be mine.
I will stop spending my time dreaming, because i know that is so much fucking fun when i'm waking up and having my life
I just want to be happy, so now i'm letting go off everthing that makes me upset.
Because someone told me once : "Do you know, when i got toothache i learned that even the sweetest thing in the world can hurt"
And now, i'm stop expecting too much
From them, from you, from us
Because maybe....
someday you will hurt.

 

Rabu, 19 Januari 2011

Skripsitus


Disini cuaca sedang panas, dan saya seperti biasa sedang duduk didepan komputer saya yang membosankan. Sibuk mengejar tumpukan file-file bermap gemuk agar bisa sedikit langsing sebelum jam 6 sore nanti ditemani segelas lemon tea dingin hasil rajahan dari tetangga sebelah sana.

Kamu apa kabar? Lama tak mendengar kabarmu disitu.
Maaf saya sedang sibuk dengan urusan saya sendiri. Saya mengetik dengan terburu-buru, makan dengan cepat, dan hampir tidak memiliki waktu untuk mengurusi masalah hati.
Saya harus menyelesaikan skripsi saya tahun ini. Itu resolusi saya.
Nanti saya akan segera kembali, secepat saya bisa. Ok?




Liebe,

Sabtu, 01 Januari 2011

Hari ini 1 Januari 2011, selewat menit yang ke enam puluh dua...



Hari ini, 1 Januari 2011, selewat menit yang ke enam puluh dua. Dan saya terjebak diantara lautan manusia berpolah tingkah, beragam macam, dari yang menghentak-hentak dengan lincah sampai yang berpakaian bling-bling cling, semuanya tumpah ruah didepan mata. Belum lagi kepulan asap tebal yang menjadi atmosfir permanen, membungkus lingkaran yang dibangun dengan hentakan irama up beat dan lampu sorot warna warni.
Tegukan yang kedua belas. Yap, saya masih setia menghitung setiap teguk cairan coklat bening yang lewat di tenggorokan, membujuk diri sendiri dengan berpikir bahwa sedikit bergoyang mengikuti irama lagu bukanlah dosa.
Beberapa dari mereka mencoba menawarkan minuman berpendar cantik warna biru muda, yang rasanya seperti campuran cairan pasta gigi dengan bubuk merica sedikit berlebihan yang membakar tenggorokan. Tetapi saya masih setia dengan gelas coca cola kebesaran saya disini, dan melihat sekeliling dengan bosan.

Hari ini, 1 Januari 2011 selewat menit yang ke enam puluh dua. Dan saya merasakan ironi yang terlewat besar dengan pikiran dan kesimpulan dimana saya berada sekarang.
Ketika terompet-terompet ditiupkan, musik menghentak gila-gilaan, dan bulan yang semakin tinggi. Saya berlari naik, mendapatkan kubikel yang sudah sangat saya kenal, menghidupkan komputer dan disinilah saya sekarang.

Hari ini, 1 januari 2011 selewat menit yang ke enam puluh dua, dan saya tidak berani mengawali tahun dengan berbohong bahwa saya adalah orang kudus binti religius yang setiap hari berdoa. Tidak, sungguh saya tidak. Tapi saya sangat merindukan bernyanyi di altar sebuah gereja, pulang kehujanan dan menunggu mama saya membakar sosis tahun baru dengan tidak sabaran.
Saya merindukan duduk disamping dia didepan televisi, menonton film komedi romantis dengan handphone di non aktifkan dan secangkir milo panas.
Tapi lagi-lagi realita bersiul keras menyadarkan bahwa saya hanya terjebak disini, diantara hentakan musik yang diam-diam saya kutuki dalam hati, dengan pembicaraan lima belas menit dengan dia yang jauh diseberang kota.

Hari ini 1 januari 2011, selewat menit yang ke enam puluh dua, saya ingin mencatatkan beberapa hal sebelum saya lupa,
bahwa saya telah melewati januari yang ke 22 selama saya hidup, sehat, dan puji Tuhan [selalu merasa] "cakep-cakep saja tuh"
bahwa saya memiliki pekerjaan yang baik, dengan penghasilan yang cukup untuk segala kebutuhan kami
bahwa saya memiliki keluarga yang lengkap dan terpelihara dengan baik,
bahwa peach berbeda dengan orange meskipun rasa permen fruitella menggambarkan mereka serupa, 
bahwa saya tidak akan lagi memakai high heels dua belas senti dalam masquerade party enam jam tanpa menyediakan tempat duduk,
bahwa saya memiliki si tuan muda yang pengertian dan setia,
bahwa saya dapat berkata hari ini "saya adalah orang yang paling berbahagia"
bahwa ketika hidup tiba-tiba berbalik dan dunia terasa tidak layak untuk ditinggali, saya masih mengenalNya untuk dijadikan pegangan,
Dan untuk semua itu, sebelum saya menutup tulisan ini, saya ingin mengatakan betapa hari ini saya berterima kasih kepada Nya, bahwa saya selalu diberkati. Dan untuk sebuah keyakinan yang tak pernah lepas di penghujung doa saya yang senin-kamis : "ku tenang, sebab Kau Allahku...."




Dear All,
Merry christmas (even tough it's too late) and happy new year :)