Tampilkan postingan dengan label Letters. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Letters. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Februari 2023

Dear Me,




What if someday God told you that you could flip over the time once?
Where will you go?
Which regret will you fix?

If only i could write a letter to a 17 years old me,
First i'd like to tell you, don't be too harsh on mom.
She's right, your ex is totally a jerk. 
No matter how much you've fell for him, he will ended up cheating on you.

Second, you have to know, it's okay to slowed down and taking a step back.
You don't have to carry all of this family up on your shoulder.
You are just a kid.
You are just a sister.
It is okay to go travelling instead of paying for the bills if you wanted to.
It is okay to think of you sometimes, instead of anyone else,
So that someday you will not regret your youth.

Third, i'm sorry you can't be a surgeon.
I'm sorry we can't afford it.
You may not understand now, but you will find out later
that hugging your three kids is way more mesmerizing than holding a scalpel.

Then i'm going to tell you i'm sorry.
Sorry because you feeling alone 
Sorry because you have to fake your smile all the time.
Sorry because you think you have to prove yourself hard to get loved.
Sorry for the love you find it hard to get even from me, myself.

Last i'll tell you don't you worry with your future.
marriage is not that bad tho.
Your spouse wonderful and you'll have a heartwarming family.
Get up!
Chin up!
You are loved :)





Sabtu, 14 April 2018

Sebuah Jam Weker








Dear Tiara,


Malam ini lagi-lagi aku terdampar ke masa lalu. Atas apa yang kutemukan siang ini di pusat perbelanjaan yang tadi ku kunjungi dengan tidak sengaja.

Sebuah jam weker.

Iya. Itu.

Aku ingat dulu ayah pernah membelikanku sebuah jam weker. Karena anaknya yang paling manja ini rupanya sulit untuk dibangunkan. Sebuah jam weker tua, berwarna emas dengan bunyi yang dapat membangunkan tetangga tiga blok jauhnya.
Dulu aku tidak sesenang itu. Dan bagiku itu hanyalah jam weker bukan Tiara?
Apalah yang menarik dari sebuah jam weker bagi anak berumur enam tahun kala itu?
Tapi kau tau, seperti aku mengetahuinya dengan jelas, bahwa penyelasan selalu datang belakangan. Jika saja aku tau jam weker itu akan menjadi hadiah terakhir yang ayah berikan, mungkin tak akan kusimpan dia di atas lemari tua reyot itu. Dan tak akan jatuh pecah kacanya ketika lemari reyot itu bergetar karena deringnya.

Tiara,
Bolehkah kau tanyakan padanya apa yang ada didalam pikirannya saat meninggalkanku?
Atau bisakah kau memintanya mengembalikan sedikit saja perasaan kala ayah pulang dengan muka bangga dan menyerahkan jam weker tua yang dibelinya dengan sisa-sisa uangnya malam itu?

Sehingga malam ini aku tak perlu kembali terhanyut oleh rasa,
Yang dibawa karena sebuah jam weker model antik yang akhirnya sekarang berdiri hening dihadapanku.
Tanpa rasa.
Yang deringnya membangunkan kenangan masa lalu
Yang kubeli, atas nama rindu.












Selasa, 29 Oktober 2013

Surat kepada Sang Ballerina





Tiara,
Pernahkah kamu merasa begitu mencintai seseorang?
Pernahkah pada suatu waktu, ada seseorang yang pernah menjadi poros duniamu?
Dan ketika harapanmu sedang membumbung tinggi,
Ketika mimpi sudah dibekukan dalam botol-botol kristal,
Tiba-tiba saja dia pergi.
Seperti uap yang menguar dari teko panas.
Mengepul, lalu melebur.

Tiara,
Saat ini aku sedang menghitung,
Satu per satu mereka yang sedang beranjak pergi,
Pergi jauh-jauh, karena duniaku sedang keruh.
Sedikit sekali yang ku temukan bersisa.
Mungkin kau salah satunya, karena itulah satu-satunya alasan aku menuliskan surat ini kepadamu.

Tiara,
Aku ingin pergi.
Rasanya seperti aku sudah siap mengepak koperku dan menyeretnya kemana pun.
Tempat dimana matahari bersinar lebih lama daripada disini yang mendung dan berangin.
Tapi lagi-lagi alasan itu memintaku untuk tinggal.
Tinggal untuk dia yang masih ingin kupanggil cinta.
Menunggu sedikit lebih lama.
Entah untuk apa.
Mungkin sebagai pembuktian, 
mungkin sebagai penantian, 
mungkin menunggu penyesalan.
Hingga akhirnya nanti rasa itu hilang,
digerus hujan kuatir dan gelisah yang bergantung resah di ujung rasa.









Rabu, 02 Oktober 2013

The Answer


You asking me why,
"Because you're not man enough to be my man"
I said.




The one you're not deserve to have,

Selasa, 27 Agustus 2013

Sepotong kata maaf


Maaf...
untuk sebuah tangan yang terlepas.
Maaf...
untuk genggaman yang kini enggan berbagi hangat.
Maaf...
untuk jari-jari yang sekarang tak lagi ingin terkait.
Maaf...
untuk hanya sepotong kata maaf yang saya tau tak akan menghilang beban.
Maaf...
karena suatu kali saya pernah berkata, benar saya cinta. Sehingga menggoreskan banyak luka.

Ketapang, 27 Agustus 2013...

dituliskan untuk kamu,
yang pada satu waktu, pernah menjadi seluruh duniaku.




Jumat, 11 Februari 2011

Kepada Sang Bintang....


Apa yang membuatmu tidak bahagia hari ini?
Ku lihat hari ini kau begitu jauh, tertutup oleh kabut yang berpusar dalam pikiranmu. Seolah kau berada pada dimensi yang berbeda dengan bumi yang kupijak saat ini, meskipun kita berada di ruangan yang sama. Memijak permadani merah yang mewah dan kertas dinding cokelat tua.
Kau bintangnya, kau tau itu. Tidak ada panggung cahaya yang tak hidup ketika kau berada disana. Selalu seseorang yang sama, kau dengan dandanan rapi dan senyum cemerlang.

Namun hari ini kau berbeda. Meskipun yang berdiri di depanku adalah orang yang sama. Masih seperti yang kemarin, sang bintang panggung cahaya, dengan senyum pura-pura.
Apa yang membuatmu tidak bahagia hari ini?
Duduklah disini, kudengarkan kau bercerita.
Meskipun aku tak pernah berteman dengan cahaya dan musik kaya irama, tak juga bisa berkata-kata dengan penuh gaya,
Aku hanya disini, berdiri sebagai sahabat, dengan sebuah tangan yang ku ulurkan,
Hanya ingin agar kau paham, kau bukan tak berkawan.




Rabu, 26 Januari 2011

A Letter To You


 I want to be realistic. Hey, i'm trying
Because i've got the lesson.
When it's not meant to be mine, it will never be mine.
I will stop spending my time dreaming, because i know that is so much fucking fun when i'm waking up and having my life
I just want to be happy, so now i'm letting go off everthing that makes me upset.
Because someone told me once : "Do you know, when i got toothache i learned that even the sweetest thing in the world can hurt"
And now, i'm stop expecting too much
From them, from you, from us
Because maybe....
someday you will hurt.

 

Kamis, 02 Desember 2010

Dear,





If you are too busy with your things, i'll understand.
If you don't have time for us, i'll understand.
If you are full with your past, i'll understand.
But...
If one day i stop loving you, it's your turn to understand.




PS : i read this quote somewhere,a long long time ago. Then i find them again in my diary tonight, and suddenly fall in love with them. Nite readers...

Senin, 24 Mei 2010

Dari Balik Jendela

 


* Once, i was seriously, deeply in love with one person,
   He gave me a possibility of happiness,
   I wait around, i ask when the future going to happen,

   .....and he just gave me a kiss.

Kumbang musim panas. Begitu saya menamakannya. Saya tidak tau namanya, tidak juga berniat mencari tau. Binatang kecil bersayap yang sering terbang di antara batang-batang padi muda, sedikit berdengung dan bertampang jelek, dengan ukuran bola mata yang tidak sinkron dengan ukuran kepalanya. Begitu musim hujan datang, mereka langsung tidak tampak. Bersembunyi entah di lubang pohon mana, bahkan saya ragu apakah mereka bersarang di lubang-lubang pohon.
Tapi baguslah, ternyata mereka cukup kebal dengan sinar matahari. Sengatan panasnya tidak terlalu kuat untuk membakar sayap tipis mereka yang rapuh. Dan jadilah mereka disana, berbulan-bulan menjadi teman saya, menjadi penonton tetap tentang sebuah cerita musim panas.
Dan dari sinilah cerita kita dimulai .....

Cerita sebuah jendela, yang selalu terbuka di sudut jalan itu. Dan pandangan mata sayu yang menatap ke ujung belokan. Menunggu entah apa. Menunggu sesuatu. Selalu begitu.
Dan kami pun duduk disana, ikut menunggu. Duduk diantara semak bunga matahari, tidak ingin melewatkan satu menitpun.
Pagi yang hening. Matahari yang bersahabat. Malam yang hangat. Terlewatkan begitu saja
Hanya itu yang terlihat, mata yang menunggu dengan tidak sabar dibalik gorden putih dan ujung belokan yang tetap hening.
Sehari....
Seminggu...
Bahkan berminggu-minggu....
Langit mulai mendung, angin mulai berat, membawa titik-titik hujan yang menyapu debu mati yang beterbangan di jalanan gersang. 
Dan sepasang mata itu terpejam, merasakan bisik-bisik angin yang membujuknya berhenti, dua bulir bening menjadikan matanya anak sungai, mengawali hujan yang turun gerimis, sore itu.
"Ceritanya sudah selesai. Aku akan pulang, hujan mulai turun" Kumbang mengibaskan sayapnya, bersiap-siap pergi. "Kau tau teman, itulah proses anak manusia belajar"
 "Proses belajar?" tanyaku, mengibaskan sisa remah-remah roti dan berdiri.
"Yah..kami menyebutnya : melepaskan". Dan dia terbang, hilang ditelan langit sore dan gerimis yang menyapa setitik demi setitik.

Jendela itu tertutup, di selimuti gorden putih. Dan gadis itu menghilang bersamanya, tak lagi menunggu sesuatu itu, yang saya masih tak tau entah apa.
Saya beranjak pergi, melompati genangan kecil yang dijadikan hujan.
Hey kumbang, kami pun menyebutnya : melepaskan.....


* Happy, i cried. Because of your hand,
   It promised to take me forward.
   Sad, i cried. Because of my hand,
   It cannot find the future that you were talking about...




* good tears,bad tears - vivian hsu




Rabu, 17 Maret 2010

Untuk Kamu [Yang melebihi langit biru]

Saya sangat suka bepergian dengan pesawat terbang, meskipun saya tidak menyukai ketinggian.
Karena terbang, membuat saya dekat dengan langit, dengan awan, dan dengan bintang yang saya paksa kamu lihat di atap rumah tetangga beberapa malam lalu.
Tadi pagi, waktu saya pulang, cuaca sedang buruk rupanya.
Langit yang biru itu dipenuhi oleh awan. Banyak sekali awan, tebal dan berwarna abu-abu. 
Saya sedang terkagum-kagum dengan sebuah awan berbentuk biola ketika saya menyadari seharusnya pesawat ini sudah landing 10 menit yang lalu.
Akhirnya saya sadar, karena awan yang tebal itu, pesawatnya tidak bisa mendarat, hanya berputar, naik semakin tinggi dan kembali memutar.
Saya tunggu 5 menit lagi, belum juga turun. Yang ada hanya pesawat kecil itu yang berputar-putar di langit yang luas. Biru dan putih. Biru dan putih. 

Saat itu saya mulai berpikir, bagaimana jika pesawatnya tidak pernah turun? (ya ya ya pemikiran bodoh saya tau, apa kabar bahan bakar?) 
Bukankah akan sangat menyenangkan tinggal diatas langit?
Dan kamu tau, saya terkejut dengan jawaban yang muncul dalam diri saya..

Tidak. Saya tidak mau tinggal di atas langit, saya tidak mau menjadi salah satu saudara angkatnya peter pan.
Karena saya ingin pulang. Masih ingin ketemu kamu.
Saya masih ingin belajar membuat sup jagung bermangkok merah itu, dan memintamu mencicipinya. 
Dan separah apapun rasanya, saya akan memaksamu berkata masakan saya enak.
Saya ingin turun.
Karena saya lebih menyukai kamu. 
Melebihi langit yang biru dan awan yang putih.


 


Rabu, 18 November 2009

Useless and Disappointing






Waiting for you is like waiting for rain in this drought…
useless and disappointing.

-[Sam, Cinderella Story]-



Taukah kamu menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan?
Dan mengapa kamu masih berdiri disitu?
Bodoh.







Jumat, 30 Oktober 2009

432.000 minutes too late



Langit yang panas dan berawan seolah mengolok-olok Oktober hari ini. Ini akhir oktober, dan entah mengapa gelar bulan hujan ini malah diakhiri dengan cuaca yang panas serta awan yang putih dan tebal.
Saya sedang sangat sibuk hari ini, sebelum telepon genggam saya berbunyi tanda pesan masuk. Dan itu dari kamu by the way.

Dan selalu itu, pesan dengan bunyi yang sama. Mengharapkan saya menunggu kamu pulang, memaafkanmu, dan memulai semuanya lagi dari awal.
Entah sudah pesan keberapa, dan saya bahkan bisa melafalkan isi smsmu dengan mata tertutup bahkan menebak dimana kira-kira kamu menempatkan titik dan komanya.
Sudah keberapa kali saya bilang saya sudah memaafkanmu?
Tapi tidakkah kamu mengerti memaafkanmu bukan berarti saya ingin memulainya dari awal lagi, dengan kamu.
Saya hanya ingin diam, dan membiarkan semuanya berlalu.

Hari ini, sudah hampir 300 hari ketika saya memutuskan untuk melupakan kamu. Dan kisah kita yang tidak seperti cerita dongeng-dongeng tua.
Hari ini, sudah hampir 432.000 menit ketika saya memutuskan meninggalkanmu.
Dan epilog dari kisah yang sering kamu ceritakan padaku dulu, sudah selesai terbaca.

.....



Selasa, 20 Oktober 2009

Pada Sebuah Per-empatan


Kamu tau kan perempatan?
Kata orang, hidup adalah selalu tentang sebuah perempatan. Tentang kapan harus terus berjalan, kapan harus berhenti dan kapan harus berbelok. Tapi tak pernah tentang berputar balik.
Dan disinilah aku berada, pada sebuah perempatan jalan.
Menyaksikan dalam diam para manusia yang terlalu sibuk mengambil keputusan, mensyukuri sebuah keputusan, menyesali keputusan bahkan mempertaruhkan sebuah masa depan.
Ya, pada sebuah perempatan.

----

"sudah hampir sore, sini berikan tanganmu, nanti kau terjatuh". Terdengar suara seorang pria, aku menoleh, mencari arah suara.

"Tak perlu" tolak si wanita, "pun sebentar lagi bulan datang, malam tak akan terlalu gelap"

"kau yakin? kerikil-kerikil itu akan tajam menusuk jka nanti kau terjatuh" bujuk si pria

Aku menunduk, menatap wajah wanita tersebut lekat-lekat. Sekilas kulihat dia tersenyum, samar. ragu-ragu. Lalu kemudian ia menggeleng

"Begini saja, kau lihat perempatan disana? Nah aku akan menunggumu disana. Jika nanti kau sampai dan lampunya berubah hijau, maka kita akan berjalan terus. Kugandeng tanganmu hingga ujung jalan ini" usul si pria.

"Dan jika lampunya berubah merah?" tanya wanita itu, masih ragu-ragu.

"kau boleh berbelok, jika kau menginginkannya..."

Kemudian si pria berjalan mendahuluinya.
Aku menemani wanita itu, bersiul-siul riang disampingnya.
Lima menit...
Sepuluh menit...
Dan sampailah kami di perempatan.
Pria itu berdiri disana, dengan sepatu keds berdebu, jeans biru dan oh ya tentu saja selalu ada daun akasia coklat yang gugur di awal oktober,
ku tengadahkan kepala, mecari lampu di sudut perempatan,
sedetik kemudian, kulihat lampu itu berkelip......

----

Ah, Malam sudah terlalu larut. Hanya bulan yang tertinggal separuh, berjingkat-jingkat dengan sepatu hitamnya yang berlumpur karena terhalang awan.
Tidurlah, mungkin besok akan kita temukan lagi kisah, tentang cinta yang tertinggal di sisi jalan...
Selamat malam.

Oh dan ya... lampunya berubah hijau by the way senyum.


xoxo,
si rumput hijau




because if you love someone, set them free.
If they come back to you, they are yours
If they don't, they never were
.....




NB : Begini boleh kan kak? kenyit


Senin, 12 Oktober 2009

Sebuah Pesan yang Dikirimkan Lewat Angin Sore


Saya ingin menuliskan sesuatu. Sudah berhari-hari saya buka blog dan mencoba menuliskan apa saja. Tapi ketika halaman sudah terbuka dan saya tinggal mengetikkan huruf-huruf diatas tuts keyboard, rasanya semua pikiran itu terbang melayang entah kemana.
Seperti kepingan plastik warna warni ditangan seorang pesulap, dan ketika dia menjentikkan jari kepingan itu menjelma berupa serbuk pelangi yang terbang tertiup angin dan lenyap. Melarut dalam udara siang.

Saya sangat ingin berbicara kepada sinar matahari yang hangat. Tapi ternyata sudah masuk Oktober. Dan matahari selalu pindah ke daerah selatan di penghujung tahun.
Terlalu banyak pekerjaan disana, karena musim panas sudah mengirimkan pesannya lewat kepingan salju terakhir.

Ck.
Cepat pulang.
Saya tidak suka kamu pergi terlalu lama.
Bukan, saya tidak sedang merindukanmu,
hanya saja terlalu banyak bunga yang layu.


Selasa, 06 Oktober 2009

Teh Panas Tadi Malam

"Teh panas?" dahi mama saya mengernyit. "Sejak kapan?" tambahnya.
Begitulah tanggapan darinya ketika melihat cangkir kosong di meja makan pagi ini.
Selama ini saya tidak pernah menyukai minuman panas yang lain selain susu cokelat. Cokelat itu hangat, menenangkan perasaan. Tidak sama halnya dengan teh dan kopi.

Saya benci rasa kopi, meskipun saya sering berlama-lama menikmati wanginya yang khas ketika mama menyeduhnya.

Malam tadi, saya insomnia. Dan setelah terdiam beberapa jam dengan buku yang terbuka tak terbaca, akhirnya saya memutuskan untuk menyeduh teh. Duduk di dapur yang gelap dan mendengarkan musik dari gerimis yang turun mengetuk-ngetuk atap. Larut dalam pemikiran yang membawa saya semakin sulit terlelap.

Pikiran itu datang lagi.
Sudah bermalam-malam pikiran ini berputar-putar di kepala. Seperti kabut yang membentuk selaput, semakin dipikirkan, semakin resah.
Saya sudah berusaha berkorban banyak untuk kamu. Saya sudah berusaha berlari, kamu tau?
Bukan untuk saya. Untuk kamu. Tapi sepertinya itu pun tidak cukup.
Saya tidak marah, hanya sedikit resah.

Gerimisnya sudah berhenti, tehnya sudah dingin.
Dan saya tertidur di dapur. Malam tadi.




Rabu, 19 Agustus 2009

A Thing To Learn



i've learned that people will forget what you said
people will forget what you did

but people,
will never forget how you make them feel ...


-maya angelou-






Senin, 29 Juni 2009

When you love someone...

Say it.
Right Then.
Out loud
or the moment just pass you by
and the only thing left is just regret and you.
far away behind



PS : i'm sorry

Sabtu, 13 Juni 2009

Ngomongin Putus Cinta dan Patah Hati

Heuheuheuheu... jangan protes dengan judul diatas, gw sendiri aja mbacanya agak serrr..serrr... gimanaaaaah gitu sengihnampakgigi
Nah tapi berhubung dari kemaren gw digerecoki oleh temen-temen yang curhat soal hal diatas, maka gw tulis aja nih disini.

Sepertinya May ini bulan musim patah hati yah? sengihnampakgigi, dan katanya yang namanya patah hati itu satu paket dengan air mata, tissue dimana-mana, curhat sepanjang malem ditelpon, dan berakhir dengan makan dengan membabi buta.
Dari kemaren gw ngga tau kenapa mereka curhatin masalah ini ama gw, secara gw pacaran baru sekali ini dan putus dengan suksesnyah Februari lalu ihikhik. Tapi kalo gw bisa bantu, kenapa nggacium.

Baru-baru ini gw dan beberapa teman ngomong-ngomong gag penting tentang hati. Katanya kalo cowo itu berlaku pake logika dan cewe itu pake hati, makanya kalo patah hati yagn paling sakit itu cewe, benarkah? karena belakangan ada temen cowo gw yang curhat ampe banjir air mata karena putus dengan cewenya blogger-emoticon.blogspot.com oh maaph teman-teman emoticon yang sungguh tidak berperasaan harusnya gw ganti dengan yang ini blogger-emoticon.blogspot.com. Sebenernya buat gw ngga bisa mengeneralisasikan kayak gitu yah, tiap manusia punya hati, punya perasaan, ada yang kuat dan tegar ada yang lemah dan cengeng. Betul ? *najis banget sih lo Tha*

Dan inilah dia yang gw omongin kepada mereka yang curhat, dan mungkin yang akan membaca blog gw,
1. Cing *bukan. Namanya bukan kucing*, kalo emang orang itu ngga mau ditunggu, yah jangan elo tunggu. Sia-sia atuh... cari lagi yang baru dan tunjukkin buat dia someday elo bisa survive tanpa dia. Kalo yang ini bukan buat elo, percaya someday Tuhan udah nyiapin yang lebih dari dia buat elo

2. Bu... putus gara-gara diselingkuhin playboy itu ngga pernah worth it buat disesalin dan dikabungin lama-lama. Sangat-sangat-sangat-sangat tidak pantas. Trust me. Based on true story ini mah yah gelakguling

3. Dan buat somewhere out there, kalo ngga suka ya ngga suka, yang tegas gitu loh. Jangan pake gak enak, nanti dikira ngasi harapan. Ujung-ujungnya yang terganggu situ toh? Perasaan itu mah ngga bisa dipaksa, ngga bisa dibuat. Iya kan khawand? senyumkenyit


Benar ngga sih gw? ada yang berniat ngasi kritik dan sarankah? kenyit
Dan sudahlah, kita tutup saja posting tidak menyenangkan ini, it's weekend guys.
Jangan lupa ke gereja bagi yang Kristen,jangan lupa makan pizza sepulang gereja, dan jangan lupa nyicipin martabak manis di ujung jalan Kota Baru bagi yang berdomisili di Pontianak, itu bener-bener enak beneuuurr heuheuheu blogger-emoticon.blogspot.com and GBU all



PS : oh gw lupa nanya, ada yang sedang patah hati disini? blogger-emoticon.blogspot.com

Jumat, 08 Mei 2009

You Can Stand Under My Umbrella

Berawal dari postingan Viol yang lagi down, membuat gw jadi rada-rada mellow mbacanya sengihnampakgigi. Gw ngerasa setiap orang pasti pernah mengalami their own bad times, ntah itu gara-gara sakit, gara-gara duit (uang...lagi-lagi uang sengihnampakgigi), ato keseringan yang kayak gw ini disebabkan oleh my super-stupid-yet-sensitive-thought siul

Teringat beberapa minggu lalu, ketika gw lagi dalam perjalanan ke tempat kursus, lagi merasa down, feeling mellow-mellow-begow, dan ingin sekali menangis dibalkon kastil ala drama queen, MySpace Pokoke asli gw ngerasa muka gw cemberut banget waktu itu, mulut gw monyong semonyong-monyongnya.
Sekonyong-konyong ada satu orang anak cowo, ngga lebih dari umur 18 taon nyanyi keras-keras di samping gw :

told you I'll be here forever
Said I'll always be a friend
Took an oath I'ma stick it out till the end

Now that it's raining more than ever
Know that we'll still have each other
You can stand under my umbrella
You can stand under my umbrella
Ella ella ee..ee..ee..


Sumpah, sebelumnya gw sebel banget ama ini lagu umbrella. Dan saat itu nambah-nambahlah keselnya gw ama ini lagu. Gw pelototin tuh orang, eh dia malah makin naikin volume suaranya (ELLA.. ELLA.. EEEE.. EEEEE), dan ngomong "ayo donk nyanyi sama-sama".
Akhirnya begitulah sepanjang jalan gw nahan malu beriringan ama anak cowo nyebelin yang nyanyi lagu lebih nyebelin yang ngekorin motor gw mulu.
Pas gw kasi lampu sign bahwa gw mau belok ke kiri, akhirnya dia brenti nyanyi dan nunjuk pipinya, ngebuat senyum lucu-ngga-manis-sama-sekali yang berhasil membuat gw ketawa.

Begitu sederhana, anak cowo yang bahkan gw ngga tau namanya, ngembaliin senyum gw sore itu plus lagu umbrella yang mulai suka gw puter di winamp gw waktu kerjaan dan pikiran lagi numpuk (sekedar pembangkit semangatsenyum)

Jadi buat Viol, jangan down lagi yak jeung... if He allow you to drop your tears, He will help you to wipe it then.



PS : buat anak cowo berpakaian basket warna merah lengket keringetan, hand wrist Nike dan menyanyikan lagu Umbrella dengan volume suara yang hampir mampu membangkitkan orang mati di jalan Ahmad Yani, kalo lo membaca post ini gw mau nyampein makasih gw.
Thanks for sharing your umbrella with me that eveningsenyum.

God bless you all cium