Senin, 24 Mei 2010

Dari Balik Jendela

 


* Once, i was seriously, deeply in love with one person,
   He gave me a possibility of happiness,
   I wait around, i ask when the future going to happen,

   .....and he just gave me a kiss.

Kumbang musim panas. Begitu saya menamakannya. Saya tidak tau namanya, tidak juga berniat mencari tau. Binatang kecil bersayap yang sering terbang di antara batang-batang padi muda, sedikit berdengung dan bertampang jelek, dengan ukuran bola mata yang tidak sinkron dengan ukuran kepalanya. Begitu musim hujan datang, mereka langsung tidak tampak. Bersembunyi entah di lubang pohon mana, bahkan saya ragu apakah mereka bersarang di lubang-lubang pohon.
Tapi baguslah, ternyata mereka cukup kebal dengan sinar matahari. Sengatan panasnya tidak terlalu kuat untuk membakar sayap tipis mereka yang rapuh. Dan jadilah mereka disana, berbulan-bulan menjadi teman saya, menjadi penonton tetap tentang sebuah cerita musim panas.
Dan dari sinilah cerita kita dimulai .....

Cerita sebuah jendela, yang selalu terbuka di sudut jalan itu. Dan pandangan mata sayu yang menatap ke ujung belokan. Menunggu entah apa. Menunggu sesuatu. Selalu begitu.
Dan kami pun duduk disana, ikut menunggu. Duduk diantara semak bunga matahari, tidak ingin melewatkan satu menitpun.
Pagi yang hening. Matahari yang bersahabat. Malam yang hangat. Terlewatkan begitu saja
Hanya itu yang terlihat, mata yang menunggu dengan tidak sabar dibalik gorden putih dan ujung belokan yang tetap hening.
Sehari....
Seminggu...
Bahkan berminggu-minggu....
Langit mulai mendung, angin mulai berat, membawa titik-titik hujan yang menyapu debu mati yang beterbangan di jalanan gersang. 
Dan sepasang mata itu terpejam, merasakan bisik-bisik angin yang membujuknya berhenti, dua bulir bening menjadikan matanya anak sungai, mengawali hujan yang turun gerimis, sore itu.
"Ceritanya sudah selesai. Aku akan pulang, hujan mulai turun" Kumbang mengibaskan sayapnya, bersiap-siap pergi. "Kau tau teman, itulah proses anak manusia belajar"
 "Proses belajar?" tanyaku, mengibaskan sisa remah-remah roti dan berdiri.
"Yah..kami menyebutnya : melepaskan". Dan dia terbang, hilang ditelan langit sore dan gerimis yang menyapa setitik demi setitik.

Jendela itu tertutup, di selimuti gorden putih. Dan gadis itu menghilang bersamanya, tak lagi menunggu sesuatu itu, yang saya masih tak tau entah apa.
Saya beranjak pergi, melompati genangan kecil yang dijadikan hujan.
Hey kumbang, kami pun menyebutnya : melepaskan.....


* Happy, i cried. Because of your hand,
   It promised to take me forward.
   Sad, i cried. Because of my hand,
   It cannot find the future that you were talking about...




* good tears,bad tears - vivian hsu




9 komentar:

Yuliana-Fun mengatakan...

wuah gw ga bisa loh bikin beginian hehehehe selalu salut sama orang yang bisa.. hebatttt tha :)

k.s.p. alias pkoanda mengatakan...

kali ini gue ngak ngeri tha "?"

kayanya ngak nyambung deh..

Arman mengatakan...

maksudnya cewek yang di balik jendela itu akhirnya meninggal ya?

Pucca mengatakan...

bukan arman, maksudnya cewe di balik jendela itu akhirnya tidak lagi menunggu kekasihnya datang.. sok tau deh gue hehe..

itkas mengatakan...

^^ salut juga

Ello Aris mengatakan...

Tulisannya menggigit.

Keren.

presyl mengatakan...

baca dua kali dulu baru ngerti. hehe..
menunggu itu menyakitkan si ya

Ferdy mengatakan...

Dalemmm... susa dmnegerti, pas skola pelajaran B.Indo ku tak sedalam ini, hahahaha

naki mengatakan...

ahh vivian hsu ... gitu2 tuh orang kalo bikin lirik dalem juga lho , beberapa kali kan dia nulis lagu buat jay chou