Selasa, 29 Oktober 2013

Surat kepada Sang Ballerina





Tiara,
Pernahkah kamu merasa begitu mencintai seseorang?
Pernahkah pada suatu waktu, ada seseorang yang pernah menjadi poros duniamu?
Dan ketika harapanmu sedang membumbung tinggi,
Ketika mimpi sudah dibekukan dalam botol-botol kristal,
Tiba-tiba saja dia pergi.
Seperti uap yang menguar dari teko panas.
Mengepul, lalu melebur.

Tiara,
Saat ini aku sedang menghitung,
Satu per satu mereka yang sedang beranjak pergi,
Pergi jauh-jauh, karena duniaku sedang keruh.
Sedikit sekali yang ku temukan bersisa.
Mungkin kau salah satunya, karena itulah satu-satunya alasan aku menuliskan surat ini kepadamu.

Tiara,
Aku ingin pergi.
Rasanya seperti aku sudah siap mengepak koperku dan menyeretnya kemana pun.
Tempat dimana matahari bersinar lebih lama daripada disini yang mendung dan berangin.
Tapi lagi-lagi alasan itu memintaku untuk tinggal.
Tinggal untuk dia yang masih ingin kupanggil cinta.
Menunggu sedikit lebih lama.
Entah untuk apa.
Mungkin sebagai pembuktian, 
mungkin sebagai penantian, 
mungkin menunggu penyesalan.
Hingga akhirnya nanti rasa itu hilang,
digerus hujan kuatir dan gelisah yang bergantung resah di ujung rasa.









Selasa, 22 Oktober 2013

Merah



Menuliskan tentang dia adalah seperti menuliskan merah di ufuk senja.
Kabur tertutup jingga.
Aku mengenalnya beberapa lama.
Perempuan yang berdiri dibalik tirai jendela itu.
Perempuan dengan wajah tirus dan hati yang keras.
Yang dulu, selalu berdiri paling depan dan berteriak paling lantang.
Dan dari dulu saya adalah pengamat setianya.
Penonton yang mengamati, lalu menuliskannya.
Tentang dia.
Tentang merah.
Dulu perempuan itu seperti merah.
Menyala dan berani.

Rupanya sekarang merah itu memudar menjadi jingga.
Seperti senja
Tertutup tirai di balik jendela.
Lama saya berdiri di sudut jalan.
Menatap perempuan itu, mengharap dia menyibak tirai jendela.
Tapi dia bergeming.
Hanya merenung dan menatap jauh.
Kepada senja.
Kepada merah.
Yang kabur tertutup jingga.



Selasa, 15 Oktober 2013

Quote

Somebody once said,
"Jangan bodoh karena cinta Tha, it takes you nowhere".

There he goes, bold as said.
Dan hari ini aku belajar.
Malam ini aku mengerti.
Biar tidak lagi-lagi patah hati.












Rabu, 02 Oktober 2013

The Answer


You asking me why,
"Because you're not man enough to be my man"
I said.




The one you're not deserve to have,