Sabtu, 31 Oktober 2009

Sebuah Catatan






31 oktober 2009,
pukul 20:02
.
.
.




Saya kangen si mamah...









Cinta Tak Pernah Memintamu Tinggal


Just like that airplane, which disappear into the sky,
that person, was also taken by the wind...

-----

Saya pernah membaca entah dimana kalimat ini : Cinta tak pernah memintamu tinggal.
Dan saya yakin, orang yang menuliskan kalimat ini, mengerti bahwa mencintai dan dicintai adalah kehendak bebas, yang bahkan Alladin pun tak dapat memaksanya untuk tinggal dan diam dihati putri Jasmine. Benar kan?
Dan saya yakin betul kamu juga mengerti itu, ya kan?
Saya tidak tau seberapa besar artinya saya bagimu, tidak tau apakah saya cukup berhak untuk memintamu tinggal meskipun saya ingin.

Semalam saya melepaskan genggaman saya, karena saya sudah menggenggam terlalu erat. Dan kamu sakit. Saya tau itu.
Ketika genggaman itu terlepas, saya tidak tau apakah kamu akan berjalan pergi ataukah balas menggengam tangan saya. Yang saya tau hari itu saya mati-matian menahan keinginan saya untuk memaksamu tinggal, menyimpanmu diam-diam untuk diriku sendiri.

Kamu pergi,
Ntah sampai kapan, bahkan saya juga tidak tau apakah kamu akan pulang.
Dan saya masih diam.
Karena saya tidak ingin memaksamu tinggal.


---------


but if you ask me if i love you........ i do.






Jumat, 30 Oktober 2009

432.000 minutes too late



Langit yang panas dan berawan seolah mengolok-olok Oktober hari ini. Ini akhir oktober, dan entah mengapa gelar bulan hujan ini malah diakhiri dengan cuaca yang panas serta awan yang putih dan tebal.
Saya sedang sangat sibuk hari ini, sebelum telepon genggam saya berbunyi tanda pesan masuk. Dan itu dari kamu by the way.

Dan selalu itu, pesan dengan bunyi yang sama. Mengharapkan saya menunggu kamu pulang, memaafkanmu, dan memulai semuanya lagi dari awal.
Entah sudah pesan keberapa, dan saya bahkan bisa melafalkan isi smsmu dengan mata tertutup bahkan menebak dimana kira-kira kamu menempatkan titik dan komanya.
Sudah keberapa kali saya bilang saya sudah memaafkanmu?
Tapi tidakkah kamu mengerti memaafkanmu bukan berarti saya ingin memulainya dari awal lagi, dengan kamu.
Saya hanya ingin diam, dan membiarkan semuanya berlalu.

Hari ini, sudah hampir 300 hari ketika saya memutuskan untuk melupakan kamu. Dan kisah kita yang tidak seperti cerita dongeng-dongeng tua.
Hari ini, sudah hampir 432.000 menit ketika saya memutuskan meninggalkanmu.
Dan epilog dari kisah yang sering kamu ceritakan padaku dulu, sudah selesai terbaca.

.....



Rabu, 28 Oktober 2009

Wicked World

You say you like candy
Well, stick with me, I got some sugar up my sleeve
You like money,
place your bets on me, these odds are going crazy

And don't be afraid of the Big Bad Wolf,
he's just a sheep underneath those teeth
And don't be afraid of the Wicked Witch
She ain't so bad, she ain't no bitch

Woo ooo it's a wicked, wicked world
Yea-a-a-ah, Woo ooo ooo ooo, it's a wicked world

La-la-la-ladies, if you feel me holler
Fellas, show us all a dollar

Little Riding Hood is such a flirt
She got Miss Muffet all up her skirt
Hansel and Gretel never made it home
They got some cooking to do of their own

Woo ooo it's a wicked, wicked world
Yea-a-a-ah, Woo ooo ooo ooo, it's a wicked world

Once I tried to be so good
All sweet and spice like good girls should
But I don't see why I try, why do I try?
When every time I climb that hill, my Jack is somewhere chasing Jill

1, 2, 1, 2, 3, 4

Woo ooo it's a wicked, wicked world
Yea-a-a-ah, Woo ooo ooo ooo, it's a wicked world

Uh Uh Rapunzel, Rapunzel, let down your golden hair
Giddy up, giddy up on a big white horse, even if your prince ain't there
Oh, I long for ever after like every princess should
But there's always another chapter, and the apple sure tastes good!

Woo ooo it's a wicked, wicked world
Yea-a-a-ah, Woo ooo ooo ooo, it's a wicked world
Yeaaa-aa-aah, Woo ooo ooo, it's a wicked world
Yea-a-a-ah, Woo ooo ooo ooo, it's a wicked world


sang by : Laura Jansen






Selasa, 27 Oktober 2009

"Saya Sayang Kamu" Cukuplah.

Hari ini saya hanya ingin menuliskan sebuah kalimat yang sederhana.
Tidak lagi membuat perbandingan maupun metafora.
Tidak ada hujan maupun permainan warna sebagai lambang cinta.
Kamu tau kenapa?
Karena semalam saya melihat sebuah bintang jatuh digaris horizon.
Begitu cepatnya sampai saya tak lagi sempat menutup mata dan mengucapkan permintaan.
Meleleh menjadi cahaya kecil dan lenyap begitu saja.
Padahal kata ayah, bintang itu seharusnya sangat besar dan bersinar.
Tapi semalam saya melihatnya meleleh begitu saja.
Seperti es batu yang dilarutkan dalam segelas air panas. Sebentar saja sudah hilang.
Maka dari itu saya berpikir bahwa,
Jika saya terlalu banyak memikirkan kata indah untuk membuat kamu tersentuh, maka akan sangat lama.
Karena saya bukan seorang yang pandai dalam memilih kata.
Apalagi menyusunnya agar enak didengar telinga.
Jadi daripada kamu menunggu terlalu lama, dan akhirnya pergi meninggalkan saya
Maka saya katakan saja :

Saya

Sayang

Kamu

.





Boleh Ngga Kalo Kamu Jangan.......


Boleh ngga kalo kamu jangan.............

-----

Entah mengapa akhir-akhir ini, kalimat diatas sepertinya sangat mudah keluar dari mulut saya. Dan saya sudah mengucapkannya beberapa kali dalam seminggu.
Meskipun saya tau, semakin saya mengucapkannya, semakin saya kecewa karenanya.

Entah mengapa saya menjadi terlalu egois belakangan ini, melarang-larang seolah saya berhak. Berkata-kata tanpa mau memikirkan perasaan orang lain.

Entah mengapa saya menjadi terlalu mellow hari ini, dan sembari menuliskan ini, saya merasa ingin menangis, dikantor. Tanpa alasan yang jelas.

Saya sangat tidak suka saya yang hari ini. Yang mellow, egois dan cengeng (oh padahal saya tidak sedang PMS, anyway)

Hanya saja, sekarang ini saya sedang tidak tau, harus bagaimana bersikap. Dan juga tidak tau, harus bagaimana agar kamu mengerti

...........






Sabtu, 24 Oktober 2009

Ah...cinta.




i love you as certain dark things are to be loved.
In secret, between the shadow and the soul.


-Pablo Neruda-



Selasa, 20 Oktober 2009

Pada Sebuah Per-empatan


Kamu tau kan perempatan?
Kata orang, hidup adalah selalu tentang sebuah perempatan. Tentang kapan harus terus berjalan, kapan harus berhenti dan kapan harus berbelok. Tapi tak pernah tentang berputar balik.
Dan disinilah aku berada, pada sebuah perempatan jalan.
Menyaksikan dalam diam para manusia yang terlalu sibuk mengambil keputusan, mensyukuri sebuah keputusan, menyesali keputusan bahkan mempertaruhkan sebuah masa depan.
Ya, pada sebuah perempatan.

----

"sudah hampir sore, sini berikan tanganmu, nanti kau terjatuh". Terdengar suara seorang pria, aku menoleh, mencari arah suara.

"Tak perlu" tolak si wanita, "pun sebentar lagi bulan datang, malam tak akan terlalu gelap"

"kau yakin? kerikil-kerikil itu akan tajam menusuk jka nanti kau terjatuh" bujuk si pria

Aku menunduk, menatap wajah wanita tersebut lekat-lekat. Sekilas kulihat dia tersenyum, samar. ragu-ragu. Lalu kemudian ia menggeleng

"Begini saja, kau lihat perempatan disana? Nah aku akan menunggumu disana. Jika nanti kau sampai dan lampunya berubah hijau, maka kita akan berjalan terus. Kugandeng tanganmu hingga ujung jalan ini" usul si pria.

"Dan jika lampunya berubah merah?" tanya wanita itu, masih ragu-ragu.

"kau boleh berbelok, jika kau menginginkannya..."

Kemudian si pria berjalan mendahuluinya.
Aku menemani wanita itu, bersiul-siul riang disampingnya.
Lima menit...
Sepuluh menit...
Dan sampailah kami di perempatan.
Pria itu berdiri disana, dengan sepatu keds berdebu, jeans biru dan oh ya tentu saja selalu ada daun akasia coklat yang gugur di awal oktober,
ku tengadahkan kepala, mecari lampu di sudut perempatan,
sedetik kemudian, kulihat lampu itu berkelip......

----

Ah, Malam sudah terlalu larut. Hanya bulan yang tertinggal separuh, berjingkat-jingkat dengan sepatu hitamnya yang berlumpur karena terhalang awan.
Tidurlah, mungkin besok akan kita temukan lagi kisah, tentang cinta yang tertinggal di sisi jalan...
Selamat malam.

Oh dan ya... lampunya berubah hijau by the way senyum.


xoxo,
si rumput hijau




because if you love someone, set them free.
If they come back to you, they are yours
If they don't, they never were
.....




NB : Begini boleh kan kak? kenyit


Jumat, 16 Oktober 2009

Maunya Sih Pura-Pura Ndak Tau

Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

- kejadian 2 : 17-


Kata orang, semakin banyak tau, semakin banyak ilmu...
Apa benar?

Pernah ndak kamu, merasa seperti saya hari ini. Merasa agak-agak sedih karena masalah tahu-menahu.
Pernah ndak ada kalanya merasa lebih baik ndak tau?
Pernah ada kalanya pengen pura-pura ndak tau?
atau bahkan ndak mau tau?

Ada yang pernah bilang ke saya, kenyataan itu harus dihadapi, bukannya dihindari. Bukannya dipura-purandaktau-i *nah loh bingung kan dengan bahasa indonesia saya? jelir*
Tapi saya juga ndak punya bayangan gimana menghadapinya.

Katanya The Beatles sih,

let it be
let it be
there would be an aswer
let it be....

Ah...let it be gundulmu, saya udah menye'-menye' berhari-hari begini.
Jadi harus gimana yah?





Senin, 12 Oktober 2009

Sebuah Pesan yang Dikirimkan Lewat Angin Sore


Saya ingin menuliskan sesuatu. Sudah berhari-hari saya buka blog dan mencoba menuliskan apa saja. Tapi ketika halaman sudah terbuka dan saya tinggal mengetikkan huruf-huruf diatas tuts keyboard, rasanya semua pikiran itu terbang melayang entah kemana.
Seperti kepingan plastik warna warni ditangan seorang pesulap, dan ketika dia menjentikkan jari kepingan itu menjelma berupa serbuk pelangi yang terbang tertiup angin dan lenyap. Melarut dalam udara siang.

Saya sangat ingin berbicara kepada sinar matahari yang hangat. Tapi ternyata sudah masuk Oktober. Dan matahari selalu pindah ke daerah selatan di penghujung tahun.
Terlalu banyak pekerjaan disana, karena musim panas sudah mengirimkan pesannya lewat kepingan salju terakhir.

Ck.
Cepat pulang.
Saya tidak suka kamu pergi terlalu lama.
Bukan, saya tidak sedang merindukanmu,
hanya saja terlalu banyak bunga yang layu.


Sabtu, 10 Oktober 2009

Yang bikin Speechless

Pernah ngga sih lo ketemu orang-orang yang kelakuannya "ajubile-ngga-banget-gitu-loh-cin" yang bisa membuat lo terheran-heran, mengelus dada, dan speechless. Dan minggu ini, beberapa diantaranya adalah :

1. Mimi, Miss tulalit yang terkenal paling pelit plus pencetus ide jingga = ungu.

Lokasi : warung makan di tepian gajah mada

Datanglah seorang pengamen, gaya oke, muka oke, suara ajubile.....
Mimi : buka dompet, ngeluarin recehan. 100 perak. Masukin ke kantong uang si mas-mas pengamen

Gw : Gila lo mik, ngasi 100 perak??? lo kagak takut diamuk pengamen?

Mimi : aduh taaa, jaman sekarang nyari duit tu susah

Gw : (--") yo oloh...jaman sekarang 100 perak buat apaan?
Mimi : permen tiga

Gw : *speechless*

Heehhh... lo kate ini jaman batu???


2. My lovely boss, yang terkenal pelupa

Beberapa waktu yang lalu si boss ngingetin gw "Tha, ntar tanggal anu, ingetin saya buat nge-laundry jas yang dipake pas blahblahblahblah kemaren ya"
Nah pada tanggal anu, gw ngingetinlah si bos pake sms : "Bos, nanti jangan lupa mau ngelaundy jas anu di laundry si itu"
Dan ketika si bos dateng nenteng jasnya, gw ambillah, gw wanta wanti ke driver buat nganter jasnya ke laundry.

Tak lama berselang si driver pergi :

Bos : tha..tha..[muka panik mode on] jas yang tadi hia bawa kog ilang yah?

Gw : *lah ilah ini orang* kan tadi sudah saya minta bawa ke laundry sama driver, pak

Bos : aduuuuuuh *nepuk jidatnya dengan kekuatan yang bisa membalikkan kereta kuda*, saya lupa ternyata jas itu udah di laundry sama istri saya kemaren. Panggil..panggil pulang itu si anto (driver)

Gw nelponin driver, bilang ngga jadi. Suruh bawa balik jasnya.

Ketika si driver nyampe ke kantor :

Bos : tha..tha...[muka panik lagi]

Gw : iyah? tenang pak, jasnya sudah dibawa pulang. Nih (gw balikin jasnya)

Bos : aduh saya lupa, ternyata bukan jas yang ini yang sudah di laundry. Brarti bener tadi kamu ingetin saya. Sudah-sudah tidak apa-apa bawa lagi ke laundry

Gw dan si driver pandang-pandangan. Speechless.
Jidat lo yang kagak apa-apa xpasti


3. Si Tuan Muda

Ketika itu si tuan muda nelpon gw, dan entah kesambet setan apa kita ngomongin tentang cinta,
Dia : cinta itu kagak ada

Gw : ada.

Dia : kagak ada.

Gw : ada.

Dia : cinta?? nafsu kaleee

Gw : beda tau.

Dia : gini aja de, coba kamu ambil beberapa kalimat yang ada cinta di dalamnya, contohnya : Aku cinta padamu...hayo trus apa lagi?
Gw : hmmm *mikir* (jarang-jarang gw mikir blogger-emoticon.blogspot.com) cinta datang karena terbiasa, cintailah produk Indonesia, apalagi yah... nah trus kenapa coba?

Dia : Ganti tuh kalimat cinta pake nafsu. Contohnya aku cinta padamu = aku nafsu padamu. Nah bener kan?

Gw : Masa iya nafsu datang karena terbiasa?

Dia : (sambil ketawa) ganti kalimat yang laen....

Gw : nafsuilah produk Indonesia ?????????????

Gw dan dia : *speechless*. Ketawa ngakak tengah malem


4. Cici gw si Nie yang terkenal otak mafia

Lokasi : di atas motor, njemput gw pulang kuliah

Nie : eh, udah jam 9 nih...Kaisar rotinya diskon. Yuk kita beli roti buat orang rumah *suarnya manis-manis menyesatkan*

Gw : ya udah ayuk *tanpa merasa curiga*

Nyampe disana, kita milah-milih roti, ribut sana-sini (mau tawuran apa beli roti sih? ihikhik) dan nyampe ke kasir.

Nie : Nah dek, gw tunggu di depan ya

Gw : lah kog?????

Nie : iya, kan bayarnya pake duit elu kikikikikiki *dia ngikik setan*
Gw : subhanallah blogger-emoticon.blogspot.com


5. Si dede, yang baru masuk SMA

Tau donk gimana rasanya jadi anak ABG hihihi, nah dede gw yang satu ini lagi masuk dalam tahap "gawul-gawulnya" sebagai anak es-em-a dan memiliki segudang kata-kata ajaib yang gw blon pernah denger sebelumnya. Contohnya beberapa malam yang lalu waktu si Nie minta diambilin buku dalam tas gw

Nie : dek, ambilin buku dalam tas cece eta.

Dede gw: [dengan muka ngga ikhlas] nih..

Gw : lah nak, itu buku harian gw, tidak untuk di publikasikan sengihnampakgigi

Dede gw : [balik lagi ngubek-ngubek tas, masih dengan muka ndak ikhlas] nih ce...

Nie : tengs ya lia cium

Dede gw : MUKE LO SOAK

Gw ama nie : *speechless, ketawa ampe sakit perut*

Dasar anak-anak jaman sekarang (eh anyway kalo ngomong begini, gw jadi berasa tua de blogger-emoticon.blogspot.com)




Tentang Dia [....saat kemarau datang]


Mari sini, mendekatlah kepadaku.

Akan kuceritakan sebuah kisah,

Tentang tanah yang mulai merasa jatuh cinta kepada hujan,

Saat kemarau datang

............





Rabu, 07 Oktober 2009

最爱 你的人, 是我

Judul diatas adalah sepenggalan lirik lagu entah siapa yang saya putar di winamp seharian ini.
It's me, the one who love you the most. Begitulah kira-kira kalo di terjemahkan.

Dulu, seseorang juga pernah mengucapkan kalimat diatas. Buat saya. Di bisikkan di depan telinga, ketika hujan turun sangat lebat dan saya melingkar dipanngkuannya seperti anak kucing.
Malam itu saya flu, dan seperti biasa ketika flu, dia akan membuatkan bubur tawar dan mengusap-usap punggung saya.
Dulu sekali.

Dan ada suatu ketika, benar-benar ada suatu ketika saya sangat merindukan bisa berlari balik ke masa itu. Seperti hari ini, ketika saya sedang flu berat di kantor, menghabiskan berlembar-lembar tissue, dan terpaksa mengigil kedinginan karena lagi-lagi saya lupa membawa jaket.
Dan sialnya lagi, saya memutar lagu yang salah. Yang membuat saya teringat tentang kamu, dan kebohongan kecilmu beberapa tahun lalu : It's me, the one who love you the most.



爸爸, 我, 仍 然 你 最 爱 的 人吗?jelir




Selasa, 06 Oktober 2009

Teh Panas Tadi Malam

"Teh panas?" dahi mama saya mengernyit. "Sejak kapan?" tambahnya.
Begitulah tanggapan darinya ketika melihat cangkir kosong di meja makan pagi ini.
Selama ini saya tidak pernah menyukai minuman panas yang lain selain susu cokelat. Cokelat itu hangat, menenangkan perasaan. Tidak sama halnya dengan teh dan kopi.

Saya benci rasa kopi, meskipun saya sering berlama-lama menikmati wanginya yang khas ketika mama menyeduhnya.

Malam tadi, saya insomnia. Dan setelah terdiam beberapa jam dengan buku yang terbuka tak terbaca, akhirnya saya memutuskan untuk menyeduh teh. Duduk di dapur yang gelap dan mendengarkan musik dari gerimis yang turun mengetuk-ngetuk atap. Larut dalam pemikiran yang membawa saya semakin sulit terlelap.

Pikiran itu datang lagi.
Sudah bermalam-malam pikiran ini berputar-putar di kepala. Seperti kabut yang membentuk selaput, semakin dipikirkan, semakin resah.
Saya sudah berusaha berkorban banyak untuk kamu. Saya sudah berusaha berlari, kamu tau?
Bukan untuk saya. Untuk kamu. Tapi sepertinya itu pun tidak cukup.
Saya tidak marah, hanya sedikit resah.

Gerimisnya sudah berhenti, tehnya sudah dingin.
Dan saya tertidur di dapur. Malam tadi.




Sabtu, 03 Oktober 2009

Dinner with Alin

Malam tadi hujan, dan hujan-hujan enaknya makan bakso, iya apa iya?
Jadilah semalem gw pergi makan bakso, di depan kompleks. Waktu menunjukkan jam 9 lewat bermenit-menit sebelum akhirnya gw sampai.
Nyampe di kedai bakso dan duduk manis nungguin pesanan dateng. Disitu cuman ada gw, si bapak penjual bakso, dan satu orang bapakbukanbujangjugabukanyangbertampangagakpreman.

Dan malam yang damai itu di kacaukan oleh sebuah penampakan "mbak-mbakan" yang make mini skirt pendeeeeeeek banget, blus biru langit dan stileto yang ajubile tingginya. Doi (ih hari gini masih jaman ngga sih pake kata doi?ihikhik) ngelirik kanan kiri dan akhirnya memutuskan untuk duduk disamping gw. Anyway, maksud gw dengan "mbak-mbakan"disini adalah, makhluk disamping gw ini ngga jelas apa jenis kelaminnya alias waria alias banci.

Begitu gw noleh, dia senyum ke gw. "Malem mbak makannya?" tegornya dengan suaranya yang yaaah begitulah.
"Iya nih, kan ujan tadi" Gw bales basa basi.
Dan entah gimana jadinya akhirnya kami jadi berbincang-bincang sepanjang per-makanan bakso (nah ini ketahuan lagi nilai BI gw jebloksengihnampakgigi ).

Namanya Alin (yang menurut gw mungkin dulunya namanya Alan *sok tau.com*jelir), sepertinya orangnya ramah, dan cukup "cantik" untuk ukuran waria-waria yang pernah gw liat secara live. Kulitnya putih mulus, dagunya ngga disuntik botox ampe kelebihan ngembang kayak pan cake emak gw yang ngga jadi-jadi, dan kalo dilihat-lihat secara teliti mukanya emang manis.
Tentu kalian jangan membandingkan dengan banci-banci Thailand yang foto-fotonya menyebar di internet dengan senyum manis manja.
Tapi setidaknya jika dibandingkannya dengan banci-banci Pontianak yang lain, si Alin ini bisa ditempatkan dalam kategori high quality waria, pengen banget gw ajakin foto dan gw post di blog mukanya, tapi ngga jadi karena gw takut di gampar pake stiletto maha tingginya blogger-emoticon.blogspot.com


Kelar makan dia masih ngajakin ngobrol ngalur ngidul panjang tinggi kali bagi, dan lagi-lagi gw ngga berani nyetop kalimatnya yang semangat 45 karena takut di gampar pake stilettonya yang 12 senti ituh. Lagian ada yang bilang ke gw kalo banci itu super sensitif.
Akhirnya jam 10, dan si Alin nyadar kalo dia udah telat 15 menit dari "pertemuan"nya *belakangan gw juga penasaran pertemuan apakah itu? blogger-emoticon.blogspot.com*
Dia buru-buru bangkit berdiri dan ngebayar makanannya, dan dengan gerak yang sangat cepat kembali menghampiri gw yang mematung karena siyok
"Eh bok, gw traktir yah, udah gw bayar tuh. Makasih ya udah nemenin gw makan. Lain kali ketemu lagi. Yuk baaaaaaay" selorohnya dengan gaya melambai. Dia berlalu sambil ngikik serem mampus.
Dan gw memutuskan, ngga bakalan makan bakso disana lagi blogger-emoticon.blogspot.com