Sabtu, 17 November 2007

Por-Gip-Ness (Sebuah Catatan Sok Tua)


rasanya saya udah lama sekali ngga nulis sesuatu di blog ini. Jadi malam ini sambil duduk-duduk dan mendengarkan mp3, saya menyempatkan diri buat nulis. Tapi celakanya saya ngga tau mau nulis apa. Akhirnya setelah setengah jam mikir-mikir (sambil ngelamun yang bikin ayam tetangga pada modar semua) saya ingat sesuatu :)

Tanggal 15 malam, berhubung libur daerah saya ngga kuliah. Iseng-iseng saya memutar radio saya di gelombang 97.9 FM---Radio Samaria, sahabat sejati anda sahabat sejati kita semua---(ngga afdol rasanya kalo ngga nyebutin kalimat ini hehe..). Waktu itu sedang diputar program "es campur".Sebenarnya saya ngga begitu tertarik pada program ini, mengingat slogan di belakangnya itu loh ,"umm..sedaaappppp......" yang sengaja dibawakan penyiarnya dengan nada panjang dan tinggi (idiiiihhhhh....:D :D ) Tapi berhubung ngga ada hiburan lain dan hari lagi ujan, daripada saya nemenin adik saya nonton film naruto mendingan saya menguatkan hati mendengar lagu-lagu di program--"es campur??umm..sedaaaaaapppppppp" (cape deee....)

Ditengah-tengah siaran, sang penyiar mengatakan bahwa kakang jes (Baca : Jason.red) baru saja menelorkan sebuah album baru, judul ne por-gip-ness (Baca : Forgiveness.red) setelah dibacakan ucapan terima kasihnya kang jes yang panjangnya amit-amit, diputerin deh ntu lagu andalannya, judulnya sama dengan albumnya, 'mengampuni'. Begitu lagu diputerin dua bait liriknya langsung melekat di hati saya:
...
Ketika hatiku t'lah disakiti, ajarku memberi hati mengampuni..
Ketika hidupku t'lah di hakimi, ajarku memberi hati mengasihi..
...
mendengar lagu ini saya teringat kepada seseorang yang saya kenal baik, yang pernah membenci sahabatnya sendiri selama 1 tahun, tapi dia juga yang memerlukan waktu 5 tahun untuk mengampuni orang tersebut. Aneh memang, tapi itulah kenyataannya perlu kekuatan 5 kali lipat untuk mengampuni seseorang daripada membencinya. Sakit hati, kadang menimbulkan dendam yang dalam. Harga diri, itu juga salah satu alasan kuat yang membuat seseorang enggan mengampuni, merasa kalah jika tersenyum duluan pada musuhnya.
Pendeta Abraham (salah seorang gembala di sebuah gereja di Pontianak) pernah berkata gini, "
musuh anda haha..hihi..makan nasi tiap hari, tinggal anda sendiri yang makan hati ngeliatin dia makan nasi..apa gunanya???"

Pren, ngga usah muluk-muluk deh. Mengampuni agar hidup bisa jadi berkatlah, agar bisa jadi teladanlah..stop talking 'bout that!! minimal, coba mengampuni orang lain buat kepentinganmu sendiri dulu. Biar ngga makan ati mulu tiap hari, ntar efek sampingnya muka bisa jadi kayak gini nih:



So, kalau ngga mau mukanya jadi begitu, cobalah mengampuni. Memang ngga mudah, memang ngga enak, seperti kenalan saya itu mengampuni aja perlu 5 taon. Lama memang tapi seenggaknya sekarang mukanya udah kenceng (sekitar 100 km/jam lah hehe..)

Udah ah, sekarang udah jam 9, di samaria ada program "gado-gado?? mau doooonnggggg..." ntar kalo ada lagu bagus saya bagiin lagi deh..
God Bless You All


Sabtu, 03 November 2007

Belum Ketemu Judul yang pas. Ada ide???

I know Father keep His promises,
even 'till now i didn't hear His voices...

Father says He's hearing me,
so as the days roll by, He'll keep on loving me..

One thing i know, that Father has His plan,
nd i will alwayz believe in His hand..


Beberapa hari ini, ada sesuatu yang menggangu pikiranku. Sampai detik aku menuliskan ini juga masih tetep terasa ada hal yang sangat menggangu (jadi maap..maap aje buat temen-temen yang tadi aku jutekin. I'm sorry deh pren..)

Aku ini sebenarnya tipe orang yang khawatiran, di tambah lagi 2 hari yang lalu aku punya banyak waktu buat mikirinnya..jadi makin bertambah-tambah deh khawatirnya. Kata orang, jalan yang paling baik kalo khawatir yaitu berdoa dan serahkan semuanya ama Tuhan. Is that true? aku udah nyoba, tapi ternyata berserah sepenuhnya itu ngga gampang yah..
Aku terus bertanya gimana cara berserah sepenuhnya ya, sampai akhirnya aku menemukan sebuah cerita..

..........................................................................................................................................................................

Alkisah di jaman baheula..hiduplah seorang gadis kecil. Ia tinggal bersama ayahnya yang merupakan seorang kristen. Setiap kali hendak makan, ayahnya selalu mengajarkan si anak berdoa, sebuah doa singkat "Bapa, berkatilah makanan ini. Amin."
Gadis kecil ini sangat percaya dengan orang yang di panggil "Bapa" oleh ayahnya..tapi dia ngga bisa mengucapkan doa lain selain yang diajarkan oleh ayahnya.

Setiap pagi si ayah pergi bekerja di kaki bukit..sedangkan gadis kecil itu tinggal sendirian di rumah mereka. Suatu kali saat gadis kecil itu sedang bermain ayunan dibelakang rumah, seekor singa datang, gadis kecil itu sangat takut. Saat itu ayahnya sedang bekerja, dan rumah mereka jauh dari pemukiman penduduk. Berteriak juga ngga ada gunanya. Si singa mulai bergerak maju sambil mengeluarkan aumannya yang mengerikan. Gadis kecil itu tau bahwa dia ngga punya kekuatan untuk mengalahkan si singa, akhirnya dia berlutut, mengepalkan tangannya dan berdoa dengan sungguh-sungguh,"Bapa..berkatilah makanan ini. Amin."
Dan saat gadis kecil itu membuka mata, yang dilihatnya singa itu berjalan balik menuju hutan.

............................................................................................................................................................................


Aku sangat suka cerita ini, betapa besar iman dari seorang gadis kecil (meskipun doanya ngga sesuai...) dia percaya Bapanya sanggup melindunginya.
Saat ini aku berharap aku bisa memiliki iman dari si gadis, karena hanya dengan itulah kita bisa memiliki hati yan luas untuk menampung seluruh isi dunia di dalam hati kita.