Rabu, 31 Maret 2010

Dongeng Perahu Cadik dan Jendral Langit



Perahu itu sudah tua, berlubang dimana-mana
Cadiknya patah, kayunya keropos...
Di telantarkan begitu saja di tepi rawa-rawa, berteman dengan gelagah.
Padahal dulu katanya perahu ini bisa berlayar sampai ke bulan...
Perahu itu dulunya milik jendral langit yang sedang berbulan madu dengan puteri bulan,
Konon katanya puteri bulan tergila-gila dengan padang rumput di kaki gunung tempat matahari terbenam itu.
Dan atas nama cinta, jendral langit mengayuh perahunya turun ke bumi

Di bumi, mereka singgah di rumah seorang gembala,
Lalu, sepertinya sang puteri merasakan ada sesuatu yang salah, ketika mengenal sang gembala, suara serulingnya, topi jeraminya, dongeng malamnya.
Hingga suatu hari puteri bulan memutuskan tak ingin pulang ke langit,
Rumput berbisik-bisik, bunga berbisik-bisik, menceritakan jendral malang yang ditinggalkan puteri dan berita itu diterbangkan angin kepada dewa matahari,
Tetapi dewa matahari tidak bisa berbuat apa-apa, karena katanya cinta itu kehendak bebas bukan?

Dan begitulah,
Saya juga tidak tau akhir cerita jendral langit,
Ada yang bilang dia kembali ke langit, masih mencintai puteri bulan dan diam-diam mengunjunginya diwaktu malam, sebagai bintang yang terbang lenyap dan terbakar sebelum si puteri sempat menyadarinya
Mungkin,
yang pasti masih ditinggalkannya perahu itu, sebagai tanda cintanya kepada puteri bulan
dan terselip suatu harapan, suatu hari puteri akan mengayuh perahu itu pulang.

Dan perahu itu tetap disana,
terlantar dan menua
.....



Jumat, 26 Maret 2010

Berhenti.

"Saya ingin tanya sama kamu, Gy," ucap Remi. "Apakah Keenan pernah meminta buku ini dari kamu?
Kugy bahkan tak bisa menemukan suaranya sendiri. Ia hanya bisa menggeleng.
"Lalu... kenapa saya harus meminta untuk bisa kamu kasih?"

Sesuatu berhasil bergerak. Menembus kebisuan dan kebekuan yang mengunci Kugy. Sebutir air mata. 


Seolah menyentuh boneka porselen, dengan teramat halus Remi menggenggam tangan kiri Kugy, tempat cincin pemberiannya melingkar. "Apakah kamu pernah meminta cincin ini dari saya?"
Butir kedua, Dan Kugy kembali menggeleng.
"Lalu...kenapa saya yang harus minta supaya kamu mau pakai ?"

Masih dengan kehalusan yang sama, kali ini Remi menarik lepas cincin di jari Kugy. Hati-hati. "Kalau ngga begini, saya akan selalu meminta kamu mencintai saya Gy. Semua yang kamu lakukan adalah karena saya meminta. Carilah orang yang ngga perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya."

Bahu Kugy terguncang tanpa bisa ia tahan. "Tapi orang itu kan kamu...aku...aku gak pernah meminta apa-apa...tapi...tapi kamu kasih semuanya...."


"Iya Gy," Remi mengangguk sambil mengusap air mata di pipi Kugy "Kamu mungkin sudah ketemu. "Saya yang belum" Suara Remi mulai bergetar.
"Saya yang belum....."

- Perahu Kertas, Dee -



Saya, berhenti lari dari kamu.
Setelah berhari-hari saya mencoba kabur dari sebuah jawaban yang sudah saya hapal mati di otak saya berbulan-bulan lalu.
Saya berhenti mengelak, dan saya akan kembali menulis. Karena saya senang menulis, meskipun menulis membuat saya teringat pada kamu.

Saya lelah meminta.
Saya memang bukan seorang yang tegar, dan saya rasa kamu pasti tau semalam saya menangis dengan begitu hebatnya. Ya saya memang bukan nona semarangmu yang tegar. 

Tapi akhirnya saya kunjung mempunyai keberanian untuk mengutarakannya kepadamu, Mas-ku, apa yang seharusnya saya katakan berbulan-bulan sebelumnya, pertama kali kita bertemu.

Ya sudahlah....mungkin, memang bukan kamu, orang yang berdiri di samping saya, ketika saya memakai gaun pengantin berbunga biru itu nantinya  :)



Sabtu, 20 Maret 2010

So Happy It's You

Karena kamu yang mengajarkan saya bermimpi memakai gaun pengantin putih berbunga biru di bridal yang kita lewati waktu hujan sore itu,
Karena kamu yang membawa saya pulang kerumahmu dan membuatku mencintai keluargamu,
Karena kamu yang datang tiba-tiba kekotaku dan membuat saya berharap banyak,
Karena telpon-telponmu yang membuat saya memimpikanmu setiap malam,
Karena kamu yang membuat saya menyayangi seseorang apa adanya, sesakit apapun keadaannya,
Karena kamu sudah mau menjadi satu-satunya orang tempat saya menangis dan berkata saya lelah,

And if there is something left for me to say,
i'd like to say thank you, so happy it's you :)


Jumat, 19 Maret 2010

Au revoir


Saya, adalah penonton dari sebuah kisah yang sudah berjuta-juta detik melintas di depan mata. Seorang penonton yang duduk di deretan kursi paling depan, yang bertepuk paling kuat, yang tersenyum paling lebar,dan yang keluar paling terakhir untuk masih duduk ditempat dimana seharusnya saya beranjak bermenit-menit lalu hanya untuk merasakan efek semu dari rasa hampa dan kecewa, karena akhir dari cerita yang kamu mainkan, tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan.

Saya, mungkin adalah pengkhayal ulung kesepian yang duduk dibawah jembatan batu di sore yang jingga. memancing di sungai yang separuh kering dan mengharap boneka kayu disampingnya berubah manusia.

Berapa lama saya mengenalmu?
Berapa ratus hari? berapa juta detik?
Sampai akhirnya saya tersadar kamu bukan orang itu. Yang ditakdirkan untuk menghabiskan sisa umurmu dengan saya, sedih atau senang. sakit atau sehat. bukan kamu.

Kenyataan itu menghentak begitu keras dan saya terjatuh begitu hebat. Terhempas ke dasar jurang batu. Sakit keluhku. Tak kau dengar.
Lama saya terdiam dan akhirnya saya menemukan titik temu dari benang merah kusut yang terpintal dibawah sadarku.
Kamu ada sosok nyata yang diam-diam saya selipkan dalam hati, beserta sebuah rasa yang kutumbuhkan untuk menemanimu disana. entahlah kata mereka itu cinta. tapi apapun sebutannya bagiku itu cukuplah.
Sampai suatu hari, rasa itu bertumbuh menjadi monster rakus yang memintamu menjadi milikku. Nyata. Bukan sebuah sosok absurd yang saya angan-angankan dalam lamun.
Tapi kamu pergi.
Dan efek itu kembali muncul, akhir cerita yang menitipkan kecewa, sepi dan lagi-lagi terjatuh yang hebat.

Maka hari ini, saya ingin memberitahumu bahwa saya selesai.
Apa yang tersisa untuk saya lakukan hanyalah mempersilahkanmu kembali masuk kehati saya, berhenti menjadi pelakon dari cerita yang mengecewakan itu, dan duduklah diam dalam kotak yang saya simpan baik-baik bernama kenangan.

Dan jika suatu hari kita bertemu lagi,
ingatkan aku.....

Suatu ketika aku pernah mencintaimu.



After all of this time....


 

I have been dumped
what did i do wrong ?



Rabu, 17 Maret 2010

tembanglawas.com

Belakangan, banyak yang nanyain gw kabar si Nie dan sendal jepit birunya.
Nie sekarang sudah pindah kerja, diterima disebuah bank swasta tanpa fasilitas koneksi internet. Jadi dia ngga bisa blogging dan fesbukan lagi deh (my poor sista).
Nie sedang hamil, dan mungkin karena kehamilannya itu, dia menjadi lebih sinting daripada biasanya.

Kemarin dan kemarinnya dan kemarinnya lagi gw pergi kerumah tuan muda. Yang jaraknya 8 jam perjalanan dengan kapal express dan 35 menit dengan pesawat terbang. Jadilah gw absen kerumah Nie yang saban sabtu gw hantui kunjungi.
Gw pulang rabu pagi, dari bandara langsung nyungsep di kantor karena udah hari kerja.
Agak telat memang karena pesawat yang delay, sepanjang perjalanan pulang, hape gw bunyi. Pesan masuk. Gw buka. Aha NIE!

Nie : 
Pulanglah engkau pulang bila sudah waktunya, jangan buat alasan sibuk dengan urusan, siapa tak butuh teman, siapa tak ingin disayang, kalau harus begini siapapun tak mau....

Gw :
Mungkin lebih baik begini....menyendiri disudut kota ini.


Nie:
Hapuslah semua, kisah kasih yang pernah ada..*vibrasi* biarkan aku sendiriii..menyendiri tanpa dirimu lagiiii... 


Gw:
jangan datang atau titip salam. hanya menambah luka di hatikuuuu...*buang ingus* 


Nie :
Syg syg untuk apa disayaaaang...bila yg disyg tak lagi menyayang..disini bilang rindu rindu, tp hatimu ada disana 


Gw :
kini aku telah bertemu, dia yang tlah lama kucariiii, mutiara yang hilang dulu, jumpaaaaa...aaa...aaa lagiiiiih *naik 9 oktaf*


Nie :
Gelas gelas kachhaaa...aaaa... bunyikan suara siapakah aku ini, adik aku tak punya apapun tak punyaaaaa... 


Gw :
Udah ah gila! gw telat ngantor ni, lagi di jalan, pulsa gw menjelang ajal. Pulang kerja baru kerumah lo.


Dan tak lama kemudian handphone gw berdering, layar berkedap-kedip : 'Ce Nini'

"Halo?"

Dan diseberang sana terdengar bunyi cempreng "Kalaulah memang kita berpisah itu bukan suratan, mungkin ini lebih baik agar kau puas mengirit pulsa. Pulangkan sajaaaaa aku pada ibuku atau ayahkuuuuu…"

"Woi bujug! gila lo ye emang, heran gw laki lo mau ama lo"

Dan telepon ditutup begitu saja, seiring dengan iring-iringan tawa cekikian sebagai back sound.


See?


See?




Untuk Kamu [Yang melebihi langit biru]

Saya sangat suka bepergian dengan pesawat terbang, meskipun saya tidak menyukai ketinggian.
Karena terbang, membuat saya dekat dengan langit, dengan awan, dan dengan bintang yang saya paksa kamu lihat di atap rumah tetangga beberapa malam lalu.
Tadi pagi, waktu saya pulang, cuaca sedang buruk rupanya.
Langit yang biru itu dipenuhi oleh awan. Banyak sekali awan, tebal dan berwarna abu-abu. 
Saya sedang terkagum-kagum dengan sebuah awan berbentuk biola ketika saya menyadari seharusnya pesawat ini sudah landing 10 menit yang lalu.
Akhirnya saya sadar, karena awan yang tebal itu, pesawatnya tidak bisa mendarat, hanya berputar, naik semakin tinggi dan kembali memutar.
Saya tunggu 5 menit lagi, belum juga turun. Yang ada hanya pesawat kecil itu yang berputar-putar di langit yang luas. Biru dan putih. Biru dan putih. 

Saat itu saya mulai berpikir, bagaimana jika pesawatnya tidak pernah turun? (ya ya ya pemikiran bodoh saya tau, apa kabar bahan bakar?) 
Bukankah akan sangat menyenangkan tinggal diatas langit?
Dan kamu tau, saya terkejut dengan jawaban yang muncul dalam diri saya..

Tidak. Saya tidak mau tinggal di atas langit, saya tidak mau menjadi salah satu saudara angkatnya peter pan.
Karena saya ingin pulang. Masih ingin ketemu kamu.
Saya masih ingin belajar membuat sup jagung bermangkok merah itu, dan memintamu mencicipinya. 
Dan separah apapun rasanya, saya akan memaksamu berkata masakan saya enak.
Saya ingin turun.
Karena saya lebih menyukai kamu. 
Melebihi langit yang biru dan awan yang putih.


 


Kamis, 11 Maret 2010

You...

Saya.
Tentang dia.
Kita.
Pemikiranku.
Pendapatmu.
Jeda telepon yang lama.
Bahasamu.
Kemarahanku.
Suara tawamu.
Jarak kita.
Berhari-hari yang telah lewat.
Selisih paham.
Wangi cologne yang kau pakai.
Lagu kita.
Superman dan new moon.
Es krim rasa coklat dan strawberry.
Nasi yang tak habis termakan.
Sunset di pinggir sawah.
Ciuman di pipi yang tiba-tiba.
That "always be my baby" song?
Pantai dan hujan.
Sup jagung.
Genggaman tanganmu.


Dan jika semua itu saya rangkum menjadi satu, hanya memerlukan dua kalimat untuk mengucapkannya :


kangen kamu.





Senin, 08 Maret 2010

Jika Hari Ini...



Jika hari ini kamu bertanya kepada saya, masihkah menyayangimu?
Maka saya akan berkata ya.

Jika hari ini kamu bertanya kepada saya, masih ikhlaskah saya menunggumu?
Maka saya akan berkata ya.

Tapi jika hari ini kamu bertanya, masih utuhkan hati yang kemarin ku tawarkan kepadamu?
Maka jawabannya adalah, ya hatinya masih utuh.
Tapi ada sebagian sisi-sisinya yang rusak, tergerus air hujan dan lempengan logam tajam yang diterbangkan angin badai semalam.
Sebentar. Tunggulah sebentar, biar saya perbaiki untukmu.
Ya?

.........
Karena saya bukanlah kerikil tajam, yang akan melukai tanganmu ketika kau menggenggamku terlalu erat.
Bukan juga buat tomat, yang melesak hancur dan lunak.
Karena saya adalah pasir pantai, halus dan ringan.
Yang akan terbang terbawa angin jika tak pernah kau genggam.
Yang akan keluar dari sela-sela jarimu ketika kau mencengkram terlalu erat.




Sabtu, 06 Maret 2010

Hanya Aku









Beri aku sehari saja, sehari milikku
tak ada pekerjaan
tak ada kampus
tak ada curhatan
tak ada rumah itu
tak ada mereka
tak ada dia

hanya aku.
langit biru.
dan bulir hujan yang mengungu.

apakah aku meminta terlalu banyak?
karena hari ini aku lelah
sungguh.





Pernah diposting sebelumnya di facebook



Kamis, 04 Maret 2010

Pertanyaannya adalah : Mengapa saya selalu kesulitan mencari judul posting ?





"Tuhan, jangan suka bercanda donk."

Begitu doa saya pagi tadi. Dan benar, saya suka ngerasa kalo Tuhan itu kelewat suka bercanda dengan hidup saya. Bahkan kadang becandaannya keterlaluan.
Mungkin menurutnya, saya adalah manusia dengan selera humor paling baik di muka bumi ini? mengalahkan Jim Carrey barangkali? Atau seperti yang selalu dipikirkan banyak orang tentang saya, bahwa saya adalah orang yang paling mudah dikerjai? sigh.

Saya pernah berdoa untuk sebuah liburan panjang ke jogja ketika selesai ujian akhir sekolah, dan Dia mengirim saya untuk bekerja pada sebuah perusahaan bahkan sebelum ijazah saya keluar. Dan saya sedang berkutat mencari selisih pada neraca ditangan saya ketika teman-teman seangkatan menelepon dari pantai, atau pusat perbelanjaan di negeri tetangga.

Saya pernah berdoa untuk sebuah universitas di Jakarta dengan jurusan fakultas sastra, dan benar beasiswa itu datang tanpa diminta. Tapi lagi-lagi keadaan mengharuskan saya untuk mengambil jurusan ekonomi sebuah universitas negeri di Pontianak. Lebih realistis, begitu katanya.

Saya pernah berdoa untuk pekerjaan menjadi guru TK dan tidak berkutat dengan tugas-tugas kantor dan lembur malam dan dia lagi-lagi mengirimkan sebuah pekerjaan yang baik, atasan yang menyenangkan dengan tugas-tugas dan kertas kerja yang sering mengharuskan saya lembur sampai malam.

Dan hari ini, Dia kembali menunjukkan selera humorNya yang kadang terasa berlebihan buat saya.
Satu kata kangen dan kurang lebih lima mililiter air mata yang membuat perasaan saya jadi tidak keruan sepagian ini. Tidak saya tidak sedang merindukan siapa-siapa. Dan bukan saya yang mengeluarkan kata kangen itu dari bibir saya. Bukan juga dia (well dia tidak pernah kangen pada saya, jika boleh saya tambahkan).
Dan ketika menuliskan ini sampailah saya pada sebuah pemikiran : resikomulah cuy!

Loving someone is a lot like gambling.
Jika cinta itu bersambut, maka rasanya bahagia, gegap gempita, bersuka ria seperti si Denny yang sudah mau married sama nona pipi merahnya.
Jika cinta itu ditolak, maka akan ada bergebung-gebung tissue bekas ingus dan air mata, curhat sampai tengah malam di telepon, dan makan pizza dengan membabi buta.

Dan hari ini saya ingin menjalaninya sampai saya menemukan titik akhirnya, kemanakah Dia yang empunya bercanda itu membawa saya.
Dan ketika menuliskan ini saya diingatkan satu kata olehNya :


kasih itu murah hati : ia tidak cemburu.


Baiklah...
Baiklah...
Stop bercandanya dan kirimkan saya sekotak besar pizza sekarang juga! sigh




Senin, 01 Maret 2010

.


Pernah ngga kamu ngerasa sendirian?
Saat orang-orang satu kota tumpah ruah dalam keramaian dan kamu merasa begitu kesepian di dalam?
Saat kamu ingin bercerita tapi tak satu patah kata pun yang keluar?
Saat kamu lebih memilih untuk kembali lagi ke kantor dihari yang hujan, sehabis jam kerja, hanya untuk mendapatkan tempat yang sedikit lebih tenang dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak ingin kamu dengar?
Saat tak satupun panggilan telepon teman curhat yang diangkat?
Saat semua orang berlomba-lomba untuk tidur lebih awal ketika kamu membutuhkan sekedar teman untuk membincangkan tentang cuaca?


Jika kamu menjawab ya, maka saya tau dibelahan bumi sebelah manapun kamu, malam ini saya tidak sendirian.




20:36, Pontianak ; untuk kubikel yang hening, hujan yang luruh, dan cangkir kopi kosong yang menjadi sahabat terbaik



With Love,