Jumat, 26 Maret 2010

Berhenti.

"Saya ingin tanya sama kamu, Gy," ucap Remi. "Apakah Keenan pernah meminta buku ini dari kamu?
Kugy bahkan tak bisa menemukan suaranya sendiri. Ia hanya bisa menggeleng.
"Lalu... kenapa saya harus meminta untuk bisa kamu kasih?"

Sesuatu berhasil bergerak. Menembus kebisuan dan kebekuan yang mengunci Kugy. Sebutir air mata. 


Seolah menyentuh boneka porselen, dengan teramat halus Remi menggenggam tangan kiri Kugy, tempat cincin pemberiannya melingkar. "Apakah kamu pernah meminta cincin ini dari saya?"
Butir kedua, Dan Kugy kembali menggeleng.
"Lalu...kenapa saya yang harus minta supaya kamu mau pakai ?"

Masih dengan kehalusan yang sama, kali ini Remi menarik lepas cincin di jari Kugy. Hati-hati. "Kalau ngga begini, saya akan selalu meminta kamu mencintai saya Gy. Semua yang kamu lakukan adalah karena saya meminta. Carilah orang yang ngga perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya."

Bahu Kugy terguncang tanpa bisa ia tahan. "Tapi orang itu kan kamu...aku...aku gak pernah meminta apa-apa...tapi...tapi kamu kasih semuanya...."


"Iya Gy," Remi mengangguk sambil mengusap air mata di pipi Kugy "Kamu mungkin sudah ketemu. "Saya yang belum" Suara Remi mulai bergetar.
"Saya yang belum....."

- Perahu Kertas, Dee -



Saya, berhenti lari dari kamu.
Setelah berhari-hari saya mencoba kabur dari sebuah jawaban yang sudah saya hapal mati di otak saya berbulan-bulan lalu.
Saya berhenti mengelak, dan saya akan kembali menulis. Karena saya senang menulis, meskipun menulis membuat saya teringat pada kamu.

Saya lelah meminta.
Saya memang bukan seorang yang tegar, dan saya rasa kamu pasti tau semalam saya menangis dengan begitu hebatnya. Ya saya memang bukan nona semarangmu yang tegar. 

Tapi akhirnya saya kunjung mempunyai keberanian untuk mengutarakannya kepadamu, Mas-ku, apa yang seharusnya saya katakan berbulan-bulan sebelumnya, pertama kali kita bertemu.

Ya sudahlah....mungkin, memang bukan kamu, orang yang berdiri di samping saya, ketika saya memakai gaun pengantin berbunga biru itu nantinya  :)



8 komentar:

Pucca mengatakan...

wah.. itu novel perahu kertas ya, gua udah beli bukunya, tapi blom dibaca..

gua juga udah berkali2 membayangkan mantan2 gua adalah orang yang akan berjalan disamping gua di gereja nanti, tapi ternyata bukan..
dan emang butuh segenap kekuatan untuk menerima kalo apa yang gua hayalkan itu gak bakal terjadi, tapi akhirnya toh gua menemukan orang lain yang berjalan di samping gua menuju altar..
dan gua yakin lu juga nanti :)

mr.snugglemars mengatakan...

jiah bunga biru..

merah dong
bawa hoki
cerah
:D

Philida Thea mengatakan...

gak bosen-bosen bilang..
The right man always comes late.. so be patient.. :)
Ayo Tha semangat!

Arman mengatakan...

aduh gua jadi sedih tha...

tapi ya kalo emang belum jodohnya ya udah lah ya... ntar pasti ketemu yang emang jodoh lu..

jodoh emang gak bisa dipaksain, ya kayak remi dan kugy.

rid mengatakan...

menangis bukan tanda tak tegar, tha..
dan kita juga tak perlu senantiasa sok tegar, kalo memang terluka, akui saja..
semangat terus ya,tha :)

*suka Perahu Kertas, -dee- juga :)

Cyntha mengatakan...

masi banyak yang laen yg lebih better tha :D
semangaaaaaaaatt!!!

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

setuju ma thea..
semoga yg terbaik nanti kan berdiri di samping gaun pengantin berbunga birumu, tha.. :)

naki mengatakan...

cep cep cep , di suatu tempat ada "keenan" lo yang menunggu tha , just be patience :D

gw juga masi menunggu "keenan" gw nih , hehehe