Selasa, 12 Februari 2008

J I N G G A

photo by : shilda

Langit itu kupanggil Jingga.
Kala sang pembawa terang bersembunyi di balik gunung-gunung tinggi
Ya. Jingga.
Aku menyukainya…
Kala siluet sang surya tenggelam di balik kemegahannya,
dihiasi kepakan sayap burung-burung camar
yang menjadi tarian pembuka sang malam.
Akulah teman sang malam.
Yang berdiri di puncak gedung-gedung tinggi,
Setia menemani sang Jingga mencapai peraduannya,
Merasa menjadi makhluk paling bebas di jagad raya.
Meski setelah malam berlalu,
aku akan kembali terkungkung disangkar besi
Yang oleh sesuatu yang disebutnya cinta, mencengkramku erat hingga mati rasa.
Jingga.
Ia teman setia yang memerdekakan jiwa
Bahkan ketika gumpalan awan gelap tiba, ia masih rela berbagi nafas hidupnya
Mengajakku menari di bawah rintik hujan malam
Jingga.
Tanpamu malam tak ada
dan tanpa malam aku hanyalah seonggok raga tak bernyawa
Karena itulah jingga,
Kau kupanggil… Cinta.

3 komentar:

Ika Devita Susanti mengatakan...

wow... puisi yang bagus.. ini ungkapan hati atauu....

Anonim mengatakan...

keren.....
cool... keep writing!!!

Tha..^^ mengatakan...

thanks all udah mau mampir
@ icha...cuman puisi cha, deuuu curigaan banget siy lo wekekekeke..

@ hans...thanks ya, mampir lagi kesini. Kue imleknya masi ada loh hihi..