Kamis, 14 Februari 2008

Diam !! Tenanglah !!


Well, pernah ngga kalian merasa bosaaaaaaaan luar biasa dengan hidup yang udah kalian jalanin?
Waktu bangun pagi, dengan udah tau apa aja yang harus dikerjain. Bahkan tanpa harus berpikir dulu. Bangun pagi mau ngga mau harus ke kamar mandi, mengguyur tubuh. Siap-siap pergi kerja. Seharian bekerja, pulangnya harus kuliah lagi ampe jam 22.30 Segala macem jenis manusia harus ditemui seharian itu.
Begitulah. Selalu begitu.

Beberapa pagi ini, saya bangun dengan perasaan takut. Yup, ngga malu saya mengakui akhir-akhir ini kalo saya ngerasa takut banget. Takut harus bangun pagi. Takut harus menemui orang-orang lagi. Takut harus mendengar sesuatu yang ngga saya ingin dengarkan. Takut sakit hati. Takut hidup saya harus dihakimi lagi untuk kesekian kalinya. Takut kehidupan saya dipaksa untuk diatur seenaknya. Lebih enak tidur dikamar, menyelimuti tubuh sampai ngga bisa dijangkau oleh dunia luar, kalo memang bisa, saya bakalan berteriak pada matahari untuk berhenti bergerak. Katakanlah saya cengeng, ngga bisa menerima kenyataan, dan saya akan bilang kamu munafik. Memangnya hidup kamu mulus terus, ngga ada gelombangnya? Kamu ngga pernah down? Toh ngga ada yang bilang anak Tuhan ngga boleh down kog, benerkan?
Sungguh beberapa hari yang panjang. Beberapa hari yang mengecewakan dan melelahkan. Rasanya saya udah cukup berteriak-teriak sama Bapa, kenapa ngga bisa selesai hari ini? kenapa ngga stop aja pelajarannya Bapa?
dan Bapa hanya akan kembali menjawab saya "Kamu mau naik kelas ngga?"
Damn!! saya ngga bisa menjawab yang lain kan selain iya? Dan saya ngga pernah berniat jadi anak doraka sama Bapa yang udah begitu baik.
Jadi begitulah, beberapa hari ini hati saya dipenuhi beban berat. Setiap malam saya hanya bisa bertanya pada Bapa apa rencananya? Bapa kenapa sepertinya masalah ini ngga bakalan selesai? Bapa saya takut, anakMu takut....Dia diam.

Pagi ini, setelah dengan muka cemberut dan hati kebat-kebit saya berdoa. Dan Bapa yang terkasih itu berbicara kepadaku "Diam! Tenanglah!...Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Ya benar. beberapa hari ini, hanya bisa kelimpungan gara-gara kekuatiran saya sendiri. Sampai-sampai saya lupa untuk percaya padaNya.
Saat saya menuliskan ini, rasanya seperti habis makan permen rasa mint. Lega.
Memang masalah itu belum selesai, tapi seengganya sekarang ini saya udah tau gimana caranya bangun besok pagi.

3 komentar:

Anung mengatakan...

hm.. every day's a new day tha.. ga bkal sama.. :) just enjoy it..

tomfreakz mengatakan...

Aku setuju dengan tulisan mu...
Aku juga pernah menghadapi pengalaman serupa.
Tapi ketika Tuhan sudah menyapa, semua rintangan rasanya hanya debu-debu di lantai yang harus kita sapu agar lantai menjadi bersih

salam kenal

jacobsaputra mengatakan...

Kalo tulisan ini merupakan suatu artikel "RENUNGAN" mungkin ayat2 ini bisa dijadikan dasar renungannya.... (biasanyakan di buku2 renungan ada ayat2 dasarnya kan..???) hehehehe..

Yesaya 30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal DIAM kamu akan diselamatkan, dalam tinggal TENANG dan percaya terletak kekuatanmu."

hehehe...
Gbu ...