Kamis, 05 September 2013

Sebagaimana Mestinya

Matahari berjingkat melewati hari
Ketika angin senja membisik samar
Menggegas sang camar untuk segera pulang.
Saya masih disini, tegak berdiri
Menemani debur ombak yang memukul jingga
Mengingat kamu,
Mengingat kita.
Apa yang salah dengan cinta?
Ketika kemudian dia datang dengan hati yang berbeda.
Cinta berbicara tentang tangan yang mengajariku berjalan,
Cinta berbicara tentang tawa yang mengajariku merona.
Cinta berbicara tentang hati yang mengajariku caranya mencinta.
Aku menyuruhnya diam.
Tapi dia enggan.
Kataku aku sudah memiliki kamu.
Kamu yang dengan tanganmu bisa membuatkan seribu candi dalam semalam
Kamu yang dengan hatimu bisa membuat sejuta kejaiban.
Kamu yang menjadi tempat air mataku jatuh.
Kamu yang menjadi tempat bergantung ketika dunia runtuh.
Tapi cinta hanya tertawa.
Apa yang salah dengan kita?
Ketika cinta menuding bukan lagi kita
Seperti debur ombak bulan september
Yang mengejar jingga,
Meskipun pada akhirnya
Ia selalu kembali kepada pantai yang menjadikannya rumah
Mungkin seperti ini jugalah akhirnya kita.
Hati yang berpulang sebagaimana cinta itu hilang.
Cinta yang menghilang seperti debur ombak bulan september,
Melepas pantai.
Mengejar jingga.
Lalu hilang.

--------------------


Ketapang, 5 september 2013. 
3:43
Dituliskan untuk seorang kawan, 
Maaf untuk sebuah janji yang sangat terlambat.
Kayak begini, boleh Vic?
;)



Tidak ada komentar: