Rabu, 16 Juni 2010

Selalu


Selalu,
pagi datang membawa sebuah rasa yang tak dapat diurai oleh waktu. Menembus berjuta-juta dimensi yang mencoba menyeruak masuk meski hanya sedetik untuk sekedar menunjukkan keeksistensian mereka di bumi yang penuh sesak dengan beragam harmoni yang tak habis didendangkan oleh alam.

Kau coba tanyakan pada daun nyiur di pinggir pantai itu, pada pohon-pohon perdu layu, pada debu semen abu-abu yang melayang rendah di jalanan mati, pada asap mengepul yang keluar dari corong dian rumah berbilik bambu. Tanyakan pada mereka lakon apa yang mereka mainkan setiap pagi ketika matahari masih bernafas satu satu, ketika titik embun masih bergelayut genit pada pucuk-pucuk delima?

Pernah kau dengar serangga yang mati meranggas diantara batang-batang padi? Ironisnya beberapa belahan bumi ini justru mempercayai bahwa batang-batang padi itulah yang melambangkan hidup. Kau tak akan tau kawan, mengapa serangga itu mati pada kubangan harta manusia, sama halnya ketika kau bertanya kepada Sang Maha, mengapa bahkan asap dian yang merayap keluar diam-diam dari bilik bambu tak punya hak mencium wangi bunga rumput di halaman gedung-gedung berpilar angkuh.

Selalu,
Seperti itu,
Manusia lahir, hidup, menua dan lalu mati. Merasa, melihat, mencecap dan mengenal setiap arti dari sebuah nafas. Diawali oleh sebuah pagi yang lain, yang datang membawa rasa berbeda, yang tetap tak dapat diurai oleh waktu.





10 komentar:

Philida Thea mengatakan...

Likes This..
That's life Tha.. Tapi bagaimana kita bisa menjalaninya..
meski siklus manusia lahir, hidup, menua dan lalu mati. :)

Anonim mengatakan...

selalu begitu dan tak kan berubah

Cyntha mengatakan...

selaluuuu....lagi2 akyu suka tulisanmu :D

heran deh gw, kalo org puitis koq bisaaaa aja kepikiran kata2 kayak gini ya??? yang corong dian berbilik bambu lah, matahari nafas satu2 lah, embun bisa gelayutan genit lah *geleng2 dah gw* koq bisa sih tha??? gw aja mo nulis crita, cari kata2 biasa ajah syusaaah bener

Pucca mengatakan...

gua bacanya ampe 2 kali hehe.. abis bagus :)

Yuliana-Fun mengatakan...

gile loe mah jago kalo nulis ginian yak... gw mah ga bisa loh tha merangkai kata2 ginian... ngomong aja gw belepotan hehe :) salut tha :)

rid mengatakan...

ya, akan selalu seperti itu
hidup akan begitu-begitu saja
mungkin dengan sedikit variasi tapi intinya tetap sama.lahir,hidup, menua, mati.

Arman mengatakan...

aduh bahasa lu tha... puitis banget...
gua suka ngebacanya!! nice...

Henry Mandiri mengatakan...

thaaaa.... blog kamu koq jadi buagusss banget... udah lama gak main2 kesini :)

i t k a s mengatakan...

menyenangkan bila punya istri penyair. Bila piknik kemana saja, ke pantai, sawah, taman kota, maka anak-anak dan suaminya akan dibelai dengan hembusan kepakan kata-katanya yang indah tak terkira. Wuih.

naki mengatakan...

somehow I found this entry scary -__- tapi tetep , bagussss