Sabtu, 12 Januari 2008

Frans & Anne


Dear friends,
Aku punya cerita tentang Frans dan Anne. Mereka saling menyayangi, setidaknya begitu menurut mereka. Meskipun banyak pertentangan dari masing-masing keluarga, akhirnya mereka pun memantapkan niat untuk menikah. Masa-masa sulit pun dilalui, karena Frans hanya bekerja sebagai seorang buruh harian, maka Frans dan Anne hanya bisa menyewa rumah sederhana dipinggiran kota.
Waktu berlalu, tahun berganti..berkat kerja keras Frans dan dukungan yang tak putus-putusnya dari Anne, akhirnya kehidupan ekonomi mereka pun berubah. Frans dapat membeli sebuah rumah yang nyaman dipusat kota. Disebuat sudut rumah itu mereka menuliskan apa saja yang mereka rasakan. Mereka menyebutnya dinding kenangan.
"Kami baru saja pindah dan sangat bahagia, Frans & Anne"
itulah tulisan pertama mereka di dinding tersebut.

Seiring tahun berganti dinding tersebut semakin dipenuhi oleh tulisan-tulisan:
"Anak pertama kami bernama Jessica, sangat mirip dengan Anne"
"Jessica ikut menari untuk acara natal di sekolah, selamat buat Jessica..."
"Aku memaafkanmu Frans..."
dan sebagainya....
dan sebagainya....

Tapi kemudian Frans dan Anne lebih disibukkan oleh kegiatan mereka sendiri. Lupa untuk menuliskan lebih banyak lagi, terlalu tenggelam oleh masalahnya masing-masing.
15 Tahun pernikahan akhirnya mereka pun berpisah.
Saat ini Frans dan Anne sudah memiliki kehidupannya masing-masing, Frans memiliki keluarga barunya, dan dinding kenangan itu sudah dihapuskan, dicat ulang dan dilupakan.

.........................................................................................................................................................................

Nah, sekarang saya ingin bertanya,semudah itukah cinta dilupakan? Seperti dinding kenangan itu, ketika catnya sudah usang dan terkelupas, ia akan dihapus..dan diganti dengan cat yang baru??

Selasa, 08 Januari 2008

Bapa..


Bapa...

Jika aku lelah,
beri tempat untukku singgah

Jika aku sepi,
beri sayap untukku terbang tinggi

Jika memang aku yang kurang percaya
beri aku sebuah hati saja untuk menerima

Minggu, 06 Januari 2008

Aku Bukan Batu!!


Aku tak ingin lagi menangis untuk dunia
Percuma !!
Saat aku menangis, mereka tertawa...

Biarkan dunia mencela,
asalkan aku tak berlaku hina
Biarkan mereka berteriak padaku,
Jika aku angin, mengapa aku harus menjadi batu?

Bukan angin namanya,
Jika harus berdiri kaku,
menunggu bumi menghancurkannya menjadi kerikil kecil
diinjak dan dilupakan orang...

Biarkan dunia berkata-kata
bicaralah sesukanya !!
aku tak lagi mau peduli
karena aku ingin seperti angin
Tak dapat dijaring,
Tak pula di rantai,
Tak di tekan,
Tak di buat,

Ia datang dan pergi kemanapun ia kehendaki
Karena angin,
Berlari untuk dirinya sendiri...