Senin, 04 November 2013

Lady Rain



"Kamu inget, pertama kali kita kesini, hujan turun persis dijalan ini.
Kedua kalinya kita kesini, hujan turun lagi.
Padahal sebelum-sebelumnya aku dateng kesini, ngga pernah kehujanan.
Kamu tuh kayak pemanggil hujan, tau ngga sih"
and then, he smiled.

Rasanya seperti deja vu.
Mendengar kalimat yang sama mengulang dari bibir yang berbeda.
Lady rain.
Begitu julukan yang dulu sering kau ucapkan untuk menggodaku.
Dan untuk sepotong nama dan beberapa rintik hujan itulah hari ini aku mengingat tentangmu.
Kamu yang sekarang lamat-lamat kuingat dengan sakit hati dan benci yang menggumpal seperti racun.
Tapi hari ini, ketika kalimat itu diucapkan, atas nama kenangan,
Ku biarkan sakit hati itu meluntur tersapu hujan.
Melarut dengan debu jalan yang selama ini terbiarkan menggersang.
Mungkin belum dimaafkan,
Mungkin belum terlupakan,
Tapi hari ini, kubiarkan namamu berlalu.

"Ayo kita pulang"
"Masih hujan"
"Sebentar lagi juga hujan berhenti, ayo jalan saja"
"Yakin?"
"Percaya sama aku?"
"...ya :)"
Dan sepanjang perjalanan itu, hujan berhenti





1 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.