Dua puluh lima juli dua ribu sembilan.
Angin pagi ini terlalu dingin. Menyengat kulit. Membuat sakit.
Bahkan mentari sekalipun tak berani menentangnya.
Sengaja meredupkan sinarnya untuk mengalah.
Ntahlah terserah kau menyebutnya pengecut ataukah pengertian. Kami tak peduli.
Bukankah kalian manusia, yang selalu memiliki pemikiran negatifmu yang mulia?
Angin pagi ini sedang marah. Kecewa pada hujan. Kecewa pada alam.
Segenap semesta sedang berkabung baginya.
Dengarlah, tak ada suara burung bernyanyi, dan tuan tupai pun malas bekerja.
Bunga kecil di tepi sungai sudah menggulung dirinya rapat-rapat dalam selimut warna warninya yang hangat.
Hanya kami disini, menemani angin yang bergulung-gulung marah. Mencabik apapun yang ada didepannya dengan kebekuan.
Ya. Hanya kami disini. Mentari yang redup. Awan kelabu. Angin yang marah. Oh ya dan jangan lupakan saya, si rumput hijau yang perlahan menjadi kecoklatan karena terlalu lelah menentang alam.
lalu manusia, di mana kalian? dan kau simpan kemana pemikiran briliantmu yang luar biasa?
PS : Tulisan ini dibuat untuk para pembakar ladang di kalimantan yang ngebuat kota ini jadi asli berasap banget, hujan yang datang separo hati dengan bau asap yang kental, ngebuat angin jadi dinginnnya amit-amit dan matahari yang separo ilang tertutup kabut. Guys...save the world ya, keep it green. Kalo kata Michael Jackson make a better place for us